SINGKAWANG - Meski berasal dari China, Oppo tidak lantas langsung diterima pasar ponsel di Singkawang, Kalimantan Barat, yang masyarakatnya didominasi etnis Tionghoa. Mereka pun harus 'menghajar' ponselnya agar dilirik oleh konsumen di sana. General Manager Oppo region Singkawang Daniel Rudy Hundano menceritakan pihaknya mulai resmi mengekspansi pasar ponsel di Kota Seribu Kuil itu pada 2014 silam. Ditandai dengan dibukanya kantor perwakilan Oppo di sana.

Meski namanya tenar di kampung halamannya, Oppo tetap saja saat itu adalah pemain baru di pasar ponsel di Indonesia. Ditambah lagi stigma bahwa ponsel asal China kurang berkualitas membuat langkah Oppo cukup berat memulai langkahnya di Singkawang.

"Kita tawarin ke dealer-dealer ponsel pada nolak, tidak mau terima. Masyarakat kurang yakin dengan ponsel China, mereka mencari yang punya daya tahan baik," kenang Daniel saat berbincang dengan detikINET di sela-sela acara Oppo Selfie Tour 2017 di Singkawang, Kalimantan Barat, Minggu (12/2/2017).

Oppo pun putar otak agar masyarakat di sana yakin akan kualitas produk yang mereka tawarkan. 'Menghajar' ponselnya menjadi cara yang dipilih untuk meyakinkan masyarakat.

"Kami banting ponsel untuk melihat kualitas bodi ponsel Oppo. Layarnya juga kami gores pakai benda tajam," ungkap Daniel.

Untungnya cara tersebut berhasil. Masyarakat Singkawang mulai melirik ponsel Oppo. Kini penjualan ponsel di Singkawang berkontribusi cukup besar bagi kawasan Kalimantan Barat.

Saat ini, Daniel mengklaim Oppo memimpin pasar ponsel di Singkawang. Namun demikian mereka tidak berpuas diri, sebab banyak kompetitor yang berdatangan. Berbagai strategi telah mereka siapkan untuk tetap mempertahankan posisi.

"Kami coba bekerjasama dengan pihak pemerintahan. Mensponsori kegiatan positif masyarakat. Kami juga menjalin hubungan dekat dengan keluarga dealer," pungkas Daniel.