TEHERAN - Ratusan ribu rakyat Iran turun ke jalan untuk memperingati Revolusi Islam Iran 1979 yang jatuh pada Jumat (10/2/2017). Massa membakar bendera Amerika Serikat (AS) dan Israel serta memekikkan slogan “Matilah Amerika”.
Aksi besar-besaran rakyat Iran ini sebagai respons dari seruan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei untuk turun ke jalan untuk menunjukkan bahwa Iran tidak takut pada ancaman AS. Seruan Khamenei ini mengacu pada ancaman AS yang dipimpin Presiden Donald Trump, di mana opsi militer terbuka bagi Washington untuk merespons uji tembak rudal balistik Teheran.

Para demonstran berkumpul di Teheran dan berjalan kaki menuju Azadi Square, sebuah situs yang jadi simbol kebebasan rakyat Iran untuk memperingati ulang tahun Revolusi Islam Iran tahun 1979. 

Revolusi itu jadi sejarah bagi Iran yang berhasil menggulingkan rezim Shah Mohammad Reza Pahlavi yang didukung AS kala itu. Revolusi itu juga jadi pemicu pemutusan hubungan diplomatik AS dan Iran. Sejak itulah, Iran dan AS menjadi musuh bebuyutan.

Ayatollah Ruhollah Khomeini yang memimpin Revolusi Islam Iran kemudian menggantikan rezim Shah sebagai Pemimpin Tertinggi Iran. Khomeini kemudian digantikan oleh Ayatollah Ali Khamenei setelah kematiannya pada tahun 1989.

Slogan “Matilah Amerika” yang diteriakkan para demonstran Iran telah menjadi slogan khas untuk setiap peringatan Revolusi Islam Iran. Selain memekikkan slogan dan membakar bendera AS serta Israel, massa juga menggantung boneka yang menggambarkan sosok Presiden AS Donald Trump.

Presiden Iran Hassan Rouhani ambil bagian dalam demonstrasi akbar di Azadi Square. Rouhani menegaskan bahwa Iran siap berurusan dengan ancaman apa pun termasuk perang.

”Beberapa tokoh berpengalaman di wilayah dan Amerika mengancam Iran. Mereka harus tahu bahwa bahasa ancaman telah pernah bekerja dengan Iran. Mereka harus belajar menghargai Iran dan rakyat Iran. Kami akan menghadapi kebijakan gila perang sekalipun,” ujar Rouhani, seperti dikutip Reuters, Sabtu (11/2/2017).