JAKARTA - Program tax amnesty alias pengampunan pajak akan berakhir bulan depan. Direktorat Jenderal Pajak pun masih menunggu antrean wajib pajak untuk ikut dalam program ini.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani menyebutkan program pengampunan pajak masih akan fokus menyasar kepada wajib pajak badan maupun pribadi. Tidak hanya itu, para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) juga diajak untuk memanfaatkan kesempatan ini.

"Untuk tax amnesty sekarang yang kita fokus komunikasikan kepada para pengusaha dan pribadi yang belum mengikuti pada tahap sebelumnya. Banyak usaha di bidang menengah kecil saat ini tantangannya di dua pihak, dari merekanya dan dari kami," jelas Sri Mulyani dalam acara Mandiri Investment Forum 2017 di Hotel Fairmont, Jakarta Selatan.

Tantangan yang dimaksud Sri Mulyani adalah bagaimana caranya untuk menarik minat pelaku UMKM ikut dalam pengampunan pajak. Di sisi lain, Ditjen Pajak juga harus mempermudah para pelaku UMKM untuk ikut tax amnesty."Dari merekanya karena mereka masif, dari kitanya bagaimana kita menciptakan proses jauh lebih simpel lagi. Sehingga mereka merasa tidak terbebani dengan perpajakan di Indonesia," tutur Sri Mulyani.

Dana Repatriasi 'Parkir'

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, dana repatriasi dari program tax amnesty atau pengampunan pajak yang masuk melalui PT Bank Mandiri (Persero) masih banyak terparkir di tabungan dan deposito perseroan.

Pria yang kerap disapa Tiko mengungkapkan, dana repatriasi yang masuk ke Bank Mandiri mencapai Rp 30 triliun hingga akhir Desember 2016. "Sekarang ini mereka masih banyak parkir di tabungan atau deposito," katanya dalam acara yang sama.

Masih belum masuknya dana repatriasi tax amnesty di Bank Mandiri ke instrumen produk keuangan dikarenakan para pesertanya masih banyak yang menimbang-nimbang.

Saat ini, ada pilihan bagi para peserta tax amnesty, seperti obligasi, investasi langsung, investasi properti, bahkan bisa ditempatkan pada reksana dana penyertaan terbatas (RDPT) yang diterbitkan oleh perusahaan sendiri.

"Kebanyakan mereka masih nimbang-nimbang, mana yang paling menarik, terutama yang dolar, karena pilihan investasi yang dolar kan enggak terlalu banyak," tukasnya.

Kemungkinan, dia mengatakan, bulan Maret para pemilik dana mencari objek investasi. "Tapi kita sudah komit sama DJP kan, nanti kalau gateway itu terdaftar nah gateway itu harus mengawasi mengenai dana itu enggak boleh keluar dari Indonesia," jelasnya. (dtf/ant)