NEGERI Matahari Terbit pernah menjadi saksi salah satu kecelakaan penerbangan misterius. Pesawat Boeing 727-81 milik maskapai All Nippon Airways secara misterius terjun ke laut di Teluk Tokyo pada (4/2/1966) meski cuaca dalam keadaan cerah. Sebanyak 133 orang tewas dalam kecelakaan tersebut. Pesawat jatuh hanya sekira 10,4 kilometer (km) dari tujuan yakni Bandara Haneda di Tokyo. Pesawat dengan nomor penerbangan ANA60 itu melayani rute domestik dari Bandara Chitose, Sapporo menuju Bandara Haneda. Pesawat mengangkut 126 orang penumpang beserta tujuh orang kru penerbangan.

Burung besi tersebut hanya terpaut beberapa menit dari Bandara Haneda ketika pilot tiba-tiba mengontak menara pengawas bahwa mereka akan mendarat secara visual tanpa instrumen. Tidak lama kemudian pesawat hilang dari pantauan radar menara pengawas.

Penduduk desa di sepanjang garis pantai serta pilot dari maskapai lain mengatakan, sempat melihat api di langit sekira pukul 19.00 waktu setempat, mendekati waktu pendaratan di Bandara Haneda. Para nelayan dan Pasukan Pertahanan Diri Militer Jepang kemudian mengangkat jenazah-jenazah dari air laut yang berubah menjadi keruh.

Mereka sudah berhasil menemukan 20 jenazah ketika juru bicara maskapai mengumumkan badan pesawat sudah ditemukan beserta sejumlah jenazah di dalamnya. Dari penemuan tersebut, sang juru bicara yakin tidak ada korban selamat dari kecelakaan tersebut. Mesin penjepit dari coast guard berhasil mengangkat bangkai pesawat dari dasar laut.

Ekor pesawat, termasuk dua dari tiga buah mesin, serta penyeimbang vertical dan horizontal ditemukan dalam keadaan terpasang. Sementara bagian lainnya nampak terpecah akibat kecelakaan tersebut. Jumlah 133 orang korban tewas menjadi insiden kecelakaan terparah di dunia saat itu. Hingga saat ini, penyebab kecelakaan tersebut tidak pernah diketahui sehingga tetap menjadi teka-teki.