GRESIK – Berawal dari usaha untuk mencegah abrasi pantai, warga dan para nelayan yang berada di Desa Banyuurip, Kecamatan Ujungpangkah, Gresik, Jawa Timur, sepakat untuk menanam pohon mangrove sejak beberapa tahun lalu. Namun tanpa disangka, keberadaan hutan mangrove tersebut kini digemari oleh para warga Gresik dan sekitarnya, yang kemudian menjadikan kawasan tersebut sebagai destinasi wisata baru yang ada di Gresik.

“Usaha penanaman mangrove sudah mulai sejak 17 tahun lalu, dengan tujuan untuk menghindari abrasi pantai. Dan lama-kelamaan banyak mangrove baru yang tumbuh, yang menjadikannya seperti sekarang. Menarik minat orang untuk berkunjung,” tutur Ketua Rukun Nelayan Tirtabuwana Banyuurip, Makpul (63), Jumat (3/2/2017).

Pria yang didapuk menjadi ketua pengelola Taman Wisata Mangrove tersebut menceritakan, destinasi wisata pohon mangrove ini berada di luas lahan sekitar 2 hektar, dengan dilengkapi fasilitas tiga gazebo dan area jogging track.

“Para pengunjung bisa menelusuri jalan setapak yang terbuat dari kayu, dengan pemandangan hutan mangrove dan perahu nelayan yang berjajar,” jelasnya.

Tidak hanya pohon mangrove, para pengunjung juga disuguhi pemandangan pohon cemara di kiri dan kanan jalan, begitu berada di pintu masuk. Setelah itu pengunjung akan melihat area pembibitan pohon cemara dan mangrove, yang berjumlah kurang lebih 60 ribu bibit.

Dengan letak sekitar 35 kilometer dari Kota Surabaya atau sekitar 23 kilometer dari Kota Gresik menuju ke arah utara, kawasan ini mulai menjelma sebagai destinasi wisata baru dengan pengunjung yang diklaim terus meningkat.

“Kalau hari libur, biasanya ada sekitar enam ratusan pengunjung. Bahkan pada Hari Raya Idul Fitri kemarin, ada sebanyak 1600 pengunjung yang datang berkunjung ke sini,” beber Kepala Desa Banyuurip, Ihsanul Haris.

Para warga dan nelayan setempat juga bertekad, menjadikan Taman Wisata Mangrove ini sebagai destinasi wisata baru di Gresik, dengan menawarkan panorama pesisir laut yang berpadu dengan rimbunnya hutan Mangrove. Untuk itu, bakal ditambahi berbagai fasilitas lain untuk menarik orang.

“Dengan dukungan Pemkab setempat, kami ingin kawasan ini untuk diperluas. Pemkab sudah setuju, dengan akan dibangun beberapa wahana baru. Sementara pengadaan pantai pasir putih, masih dalam tahap perencanaan,” terangnya.

Area jogging track yang saat ini masih sepanjang 250 meter, direncanakan bakal diperpanjang menjadi 600 meter sampai masuk ke kawasan laut. Begitu juga dengan jumlah gazebo yang saat ini masih tercatat tiga unit, bakal segera ditambah.

Pemkab Gresik menilai, pengembangan Wisata Taman Mangrove di Desa Banyuurip cukup layak untuk didukung. Selain bisa memajukan nama daerah, juga dianggap akan bisa mendatangkan manfaat bagi masyarakat sekitar dan meningkatkan kesejahteraan bagi warga serta para nelayan.

“Saat ini sudah sangat bagus. Tanaman mangrove tumbuh lebat dan tampak indah. Tempat ini cocok untuk destinasi wisata baru bagi masyarakat, khususnya mereka yang suka menikmati wisata alam. Kalau kawasan ini terus meningkat dengan dikunjungi banyak wisatawan, tentu saja akan berimbas kepada kesejahteraan masyarakat sekitar,” ucap Wakil Bupati Gresik Mohammad Qosim, di sela kunjungannya ke Taman Wisata Mangrove di Desa Banyuurip.

Untuk bisa sampai ke lokasi Taman Wisata Mangrove di Desa Banyuurip, para pengunjung bisa melewati jalur utara menuju Wisata Pasir Putih Dalegan. Kawasan ini sendiri dibuka setiap hari, dari mulai pukul 06.00 hingga 17.00 WIB, dengan tiket masuk Rp 10.000 per orang.