MAKASSAR - Tim gabungan pencarian korban penumpang kapal jenis 'jolloro' yakni Kapal Motor (KM) Cahaya Irna berpenumpang 29 orang yang tengelam di Perairan Topejawa, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Jumat (3/2/2017) berhasil ditemukan. Sehingga korban meninggal dunia bertambah. Dari 29 penumpang, 21 korban ditemukan selamat. "Ada enam sudah ditemukan dan semuanya meninggal dunia. Empat korban sudah diidentifikasi, sementara dua orang lainnya belum diketahui secara pasti. Total ada tujuh orang meninggal dunia, dan satu korban masih dilakukan pencarian," kata Kepala Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) Makassar Amiruddin, dikonfirmasi Sabtu (4/2/2017) dini hari.

Sebelumnya diberitakan, dua korban yang ditemukan meninggal dunia yakni Hj Kebe (50) dan Sakri alias Sattu (10), kini bertambah menjadi tujuh orang, dua korban telah diidentifikasi yakni Daeng Tarring dan H Ada'.

Sementara dua korban lainnya sudah ditemukan tim pencarian, namun masih dalam proses identifikasi di Rumah Sakit Umum Daerah Takalar. Sedangkan satu korban lagi masih dicari.

Sebelumnya, ada empat korban yang dinyatakan hilang saat insiden itu, yakni Sinara, Daeng Nombong, Darmawan dan Daeng Bollo. Bahkan, dikabarkan ada empat warga Jakarta ikut bersama rombongan dalam perjalanan ke Pulau Tanakeke, Desa Tompotana, Kecamatan Mapppakasunggu, Kabupaten Takalar.

Kapolres Takalar AKBP Iskandar dalam keterangannya mengatakan, dari informasi dihimpun, kapal tersebut meninggalkan dermaga Pelabuhan Takalar Lama, Kecamatan Mappakasunggu dalam kondisi hujan deras sekira pukul 13.00 Wita dengan memuat 29 penumpang.

"Saat berjalan beberapa mil, kapal dihantam ombak tinggi membuat KM tersebut oleng, beberapa saat kemudian air mulai masuk ke lambung kapal kerena pecah diterjang ombak keras," katanya.

Tidak berlangsung lama, kapal itu terbalik dan tenggelam sekira 300 meter dari tepi Pantai Dusun Lamangkia, Desa Topejawa, Kecamatan Manggarabombang, Takalar sekira pukul 14.00 Wita.

Pemilik perahu Daeng Ngawing awalnya bermaksud kembali ke pesisir dengan melihat kondisi yang sangat sulit dan panik, kemudian dia memerintahkan nakhoda memutar haluan, tetapi nahas kapal tersebut kembali terbentur ombak besar hingga mengenai lambung perahu membuatnya pecah dan terbalik.

Berdasarkan data, jumlah penumpang kapal naas tersebut 29 orang, 21 orang dinyatakan selamat yakni pemilik kapal Daeng Ngawing, Nakhoda Daeng Mamming, Sirajuddin Daeng Gassing, Mansur Daeng Nassa, Deang Muntu, Daeng Sarrro, Daeng Amiri, Daeng Nutta, serta Bermianto.

Selanjutnya, Daeng Taba, Daeng Nanring, Daeng Tiro, Daeng Jallang, Hj Te'ne, Daeng Nuntung, Farida Daeng Caya dan Daeng Laja, Daeng Bonto, Lala Mandal, Abdul Malik dan Aziz.

Para korban selamat ini menyelamatkan diri dengan berpegangan pada papan, balok dan jerigen yang masih terapung di air, hingga tim penyelamat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Takalar, Search and Rescue (SAR) dan tim terpadu dari kepolisian melakukan koordinasi penyelamatan.

Evakuasi pun dilakukan tim sejak masuknya laporan adanya kapal motor tenggelam di perairan Topejawa, Takalar. Korban yang selamat langsung diberikan perawatan. Setelah berkoordinasi dengan tim penyelamat lainnya, tindakan pun dilakukan termasuk mencari sisa korban yang belum ditemukan.