LONDON - Ribuan orang turun ke jalan, bergabung dalam aksi unjuk rasa di London, Senin malam atau Selasa (31/1/2017) WIB.

Mereka menentang kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyangkut kependudukan dan imigrasi.

Seperti yang diberitakan, Trump menghentikan sementara program pengungsi dan melarang warga dari tujuh negara berpenduduk mayoritas Muslim masuk ke AS.

Perintah eksekutif Presiden Trump yang melarang warga dari Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, Suriah, dan Yaman datang ke AS, dianggap sebagai kebijakan yang rasis.

Presiden Trump juga menghentikan program penerimaan pengungsi selama 120 hari ke depan, tak termasuk larangan tanpa batas bagi para pengungsi asal Suriah.

Para pengunjuk rasa dari berbagai latar belakang itu bersatu untuk mengungkapkan kemarahan kepada Trump.

Salah satu titik kumpul massa terlihat di depan kediaman resmi Perdana Menteri Inggris, 10 Downing Street, tak jauh dari tujuan wisata Big Ben dan Alun-alun Trafalgar.

Perdana Menteri Inggris Theresa May -pemimpin dunia pertama yang melakukan pertemuan dengan Presiden Trump- memang menjadi salah satu sasaran kecaman pengunjuk rasa.

Baca: PM Inggris Tak Setuju dengan Kebijakan Imigrasi Donald Trump

"Saya di sini karena Presiden Donald Trump amat sangat berbahaya dan pria yang sangat tidak menyenangkan," kata seorang pria dengan poster buatannya sendiri.

Di sisi lain, jumlah orang di Faceboook yang menyatakan akan bergabung dengan unjuk rasa anti-Trump di beberapa kota Inggris mencapai 25.000.

Namun diperkirakan jumlah sebenarnya bisa lebih besar.