Kabar sedih datang dari Cileungsi, Bogor, Jawa Barat. Gadis kecil usia 7 tahun, Azalia, harus meregang nyawa akibat penanganan medis yang diduga keliru. Azalia meninggal pada Senin, (23/1/2017) sekitar pukul 21.00 WIB di sebuah rumah sakitswasta di Bekasi, Jawa Barat. Sebelumnya, dia harus menjalani perawatan di rumah sakit swasta di kawasan Mekarsari, Bogor.

Kabar ini dibenarkan oleh ibu dari teman Azalia, Susana. Menurut dia, ada yang janggal dalam penanganan Azalia oleh pihak rumah sakit.

" Dia kan mau operasi amandel, tapi kenapa sampai separah ini?" kata Susana saat berbincang dengan Dream.co.id melalui telepon, Selasa, (24/1/2017).

Susana mengatakan Azalia akan menjalani operasi amandel pada Jumat, (13/1/2017) lalu. Saat itu, kata dia, Azalia terlihat begitu ceria dan mengerti operasi yang akan dia jalani termasuk ringan.

Keanehan muncul keesokan harinya. Pada Sabtu, kata Susana, Azalia justru mengalami kejang dan koma sehingga harus dirawat di fasilitas ICU.

" Ini janggal. Dia tidak punya riwayat liver, tidak punya riwayat sakit kritis, tapi penanganannya kok sampai separah itu," ucap Susana.

Dia pun sempat bertanya kepada dokter yang menangani Azalia. Bukannya kepanikan, dia justru menangkap kesan tenang dan meremehkan dari dokter.

" Dokter bilang itu sudah kuasa Tuhan. Itu jawaban yang tidak enak didengar. Seolah-olah dokter maklum," kata Susana.

Selanjutnya, Susana mengatakan sempat ada yang menyarankan agar Azalia dirawat di rumah sakit lain. Tetapi, pihak rumah sakit tidak memberikan izin. " Alasannya, menunggu Azalia siuman," ucap dia.

Tetapi, beberapa hari kemudian, pihak rumah sakit justru merujuk Azalia ke rumah sakit lain. Alasan yang diterima Susana dan pihak keluarga yaitu rumah sakit tidak memiliki peralatan yang memadai.

" Tidak punya CT scan dan sebagainya. Seharusnya dari awal kan pihak rumah sakit memberi tahu, sehingga anak ini bisa langsung dibawa ke rumah sakit lain," ucap dia.

Saat di rumah sakit kedua, kata Susana, kejanggalan kembali terjadi. Salah satunya, Azalia harus menjalani cuci darah. Hal itu semakin menimbulkan pertanyaan besar.

" Keponakan saya operasi amandel tidak gitu-gitu amat, dan kenapa sampai harus cuci darah. Ibunya juga bingung kenapa sampai begitu," ucap Susana.

" Obat apa yang dimasukkan ke Azalia? Kenapa sampai livernya rusak? Pada saat injeksi, jantungnya sempat berhenti," kata Susana.

Lebih lanjut, Susana meminta pertanggungjawaban pihak rumah sakit. " Ini bukan soal berapa besarnya kompensasi. Ini soal moral, soal nyawa," kata dia.

Dream berusaha menghubungi pihak rumah sakit yang bersangkutan. Tetapi, pihak rumah sakit tidak memberikan jawaban atas kasus ini.