Memasuki semester genap atau menjelang akhir tahun ajaran, biasanya para orang tua mulai sibuk mencari kira-kira sekolah mana yang akan dituju buat sang buah hati. Saat ini, pilihan sekolah cukup banyak. Mau yang sekolah umum, sekolah berbasis keagamaan, atau sekolah yang memadukan keduanya.  Bahkan banyak juga yang memilih sekolah yang bersifat boarding school atau menjadi anak pesantren. 

Bagi orang tua yang akan meyekolahkan anaknya ke pesantren, ada beberapa hal yang patut dipertimbangkan. Fianda Puspanegoro, salah seorang ibu yang ingin memasukkan anaknya ke pesantren, saat ini sudah mulai berpikir keras.

Pertanyaan yang menggelantung di benaknya: Pesantren mana yang baik dan sesuai bagi anaknya? "Pesantren kan banyak banget? Salah pilih bisa berabe," katanya belum lama ini.

Kekhawatiran Finda yang lain, mungkinkah Najib betah jauh dari orang tua? Hari-harinya selalu dekat dengan ayah dan bunda membuatnya ragu. "Jangan-jangan nanti dia merengek ingin pulang. Saya pun di rumah pasti gelisah memikirkan anak," ujarnya. 

Lalu, bagaimana solusinya? Menurut psikolog, Fitri Ariyanti Abidin, pada dasarnya setiap anak bisa dimasukkan ke pesantren. "Tapi, yang harus diperhatikan faktor terpisahnya antara anak dari orang tua," kata psikolog dari Bandung ini. Oleh karena itu, ia berpendapat, sebelum memasukkan anak ke ponpes banyak hal yang harus diketahui orang tua.

Hal yang utama, harus ada kesepakatan antara orang tua dengan anak. Kalau inisiatif anak ingin masuk pesantren, Alhamdulillah, orang tua tinggal mendukung. Sementara keinginan dari orang tua tetapi anak tidak setuju, tak akan mendapat hasil yang optimal. Karena itu, dia mengatakan, jauh-jauh hari orang tua harus mengomunikasikan pada anak dan memberikan pemahaman sehingga mengetahui harapan orangtua.

Fitri mengatakan, orang tua penting memerhatikan tujuan anak masuk pesantren. Sebab, ini berkaitan erat dengan pilihan pesantren untuk anak. Dia mengatakan, kalau orang tua menghendaki anak melanjutkan ke pendidikan agama di Timur Tengah, masukkan anak ke pondok pesantren modern misalnya Ponpes Gontor.

Bila anak ingin masuk pesantren sekaligus mendapat ilmu pengetahuan umum agar lolos ke perguruan tinggi, dia menyarankan pilih ponpes yang juga madrasah. Di ponpes itu, anak-anak mendapat pelajaran agama, juga pelajaran umum. "Tapi, kalau orang tua menginginkan anak hafal Alquran dan kitab-kitab, pilih ponpes khusus membahas kitab-kitab (salafiyah, Red)," katanya.

Namun, lulusan Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran ini mengatakan, tujuan harus diimbangi dengan minat dan kemampuan anak. Jangan sampai anak yang daya ingatnya kurang, dimasukan ke ponpes khusus hafalan. Hal ini malah menjadi beban bagi anak. Hasilnya, tujuan orang tua pun tidak akan tercapai.