JAKARTA - Ice Roll Frozen Express juga membuka peluang usaha bagi Anda yang berminat jual es krim unik tersebut. Sang pemilik, Fajar Alam Setiabudi akan mewaralabakan usahanya ini.
"Kami akan waralabakan. Calon mitra sudah banyak. Namun masih tanya-tanya saja. Ada yang di Depok, Cibubur, Padang juga Yogyakarta. Target saya tahun 2017 akan hadir empat atau lima cabang," jelasnya.
Untuk waralaba Frozen Express, Anda harus memiliki dana sekitar Rp 70 juta. Dengan biaya itu Anda akan mendapatkan gerai 1× 1,5 meter atau 1,5 x 1,5 meter, satu mesin fry fan ice roll, whipper, dan pernak pernik lainnya. Biaya tersebut sudah termasuk seragam dan pelatihan.
Anda juga akan mendapatkan lemari pendingin, televisi showcase dan media promosi. Juga terdapat bahan-bahan ice roll. Jika bahan habis Anda bisa membelinya.
Daya listrik yang dibutuhkan untuk usaha ini sekitar 1.500 watt karena fry pan ice roll sendiri memakan daya listrik 1.200 watt belum peralatan lainnya.
Fajar mengungkapkan bisnis es krim gulung peluanganya besar karena belum banyak pemainnya di Indonesia. Aslinya kuliner ini berasal dari Thailand. "Itu kalau di Thailand makanan kaki lima istilahnya street food, kalau di Indonesia sendiri produk ini mungkin masuk satu atau dua tahun yang lalu, tapi sampai sekarang belum booming dan brandnya masih sedikit," tambahnya.
Untuk waralaba Frozen Express, Anda harus memiliki dana sekitar Rp 70 juta. Dengan biaya itu Anda akan mendapatkan gerai 1× 1,5 meter atau 1,5 x 1,5 meter, satu mesin fry fan ice roll, whipper, dan pernak pernik lainnya. Biaya tersebut sudah termasuk seragam dan pelatihan.
Anda juga akan mendapatkan lemari pendingin, televisi showcase dan media promosi. Juga terdapat bahan-bahan ice roll. Jika bahan habis Anda bisa membelinya.
Daya listrik yang dibutuhkan untuk usaha ini sekitar 1.500 watt karena fry pan ice roll sendiri memakan daya listrik 1.200 watt belum peralatan lainnya.
Fajar mengungkapkan bisnis es krim gulung peluanganya besar karena belum banyak pemainnya di Indonesia. Aslinya kuliner ini berasal dari Thailand. "Itu kalau di Thailand makanan kaki lima istilahnya street food, kalau di Indonesia sendiri produk ini mungkin masuk satu atau dua tahun yang lalu, tapi sampai sekarang belum booming dan brandnya masih sedikit," tambahnya.