JAKARTA - Masalah korupsi memang bukan hal baru. Nyatanya, dalam kegiatan penelitian pun, korupsi menjadi penyebab utama rendahnya kegiatan penelitian yang ada saat ini. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamd Nasir di Gedung Dikti, Jakarta, Jumat(6/1/2017).

"Indikator pada riset itu akan berdampak dengan daya saing. Nah hambatan terbesar pada pelaksanaan riset itu sendiri karena korupsi," ungkapnya.
Nasir menyampaikan jika korupsi itulah yang harus benar-benar diberantas. Di lingkungan Kemristekdikti sendiri harus bersih dari tindak kecurangan tersebut.

"Masalahnya itu yang banyak ada di luar. Seperti calo-calonya itu. Kami sendiri juga berusaha untuk membentuk cyber pungli," ucapnya.

Selain itu, faktor masih rendahnya kegiatan penelitian yang ada juga dikarenakan oleh sulitnya birokrasi yang dijalani. "Birokrasi yang bertele-tele. Contoh seperti perizinan prodi bisa sampai menunggu empat tahun. Sekarang saya targetkan enam bulan sudah selesai," imbuhnya.

Hal lain yang juga menjadi hambatan dalam kegiatan riset selama ini adalah pada infrastruktur yang ada. "Di ITB sendiri suda ada nanotechnology terbaik se-Indonesia," tambahnya.