MANOKWARI - Minggu pertama awal 2017, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Manokwari merilis peringatan dini terkait cuaca ekstrem di Manokwari, Papua Barat, hingga 6 Januari. Prakirawan BMKG Manokwari Tri Widiarto menjelaskan, tiga hari ke depan, cuaca di Manokwari mengalami hujan ringan dengan suhu 25-33’ Celsius dengan kecepatan angin 30 Km/Jam dari arah barat daya. "Cuaca di perairan Manokwari umumnya berawan hingga hujan ringan sampai sedang," kata Tri, Rabu, 04 Januari 2017.

Untuk arah dan kecepatan angin di perairan Manokwari pada umumnya bertiup dari arah timur laut hingga tenggara dengan kecepatan 3-15 knots atau 9-30 km/jam. Dengan kecepatan angin tersebut, mengakibatkan tinggi gelombang laut rata-rata 1-1,5 meter, dan tinggi gelombang maksimum dapat mencapai 2 meter.

Tri mengimbau kepada nelayan maupun warga yang berada di pesisir pantau untuk tiga hari ke depan tidak bepergian keluar Manokwari menggunakan perahu (longboat), mengingat tinggi gelombang bisa mencapai 2 meter.

Dampak cuaca ekstrem, nelayan di Manokwari memilih untuk tidak melaut demi keselamatan. Kondisi ini terlihat dan berdampak pada pasokan ikan di pasar yang minim. Kondisi pasar ikan Sanggeng Manokwari masih terlihat sepi. Hanya beberapa Los yang terisi oleh penjual ikan. Harga ikan pun ikut meroket hingga capai Rp 200 ribu, dan terendah Rp 50 ribu,

La Dani, 48 tahun, pedagang di pasar ikan Sanggeng menuturkan bahwa nelayan masih enggan melaut karena kondisi laut masih bergelombang dan angin. "Nelayan belum semuanya melaut, ada juga yang masih liburan tahun baru bersama keluarga," ungkapnya. 

Dia mengatakan bahwa harga ikan saat ini masih tinggi, karena yang dijual saat ini adalah hasil tangkapan sebelumnya. "Yang distok hanya jenis ikan Cakalang, sementara untuk jenis tuna belum ada karena jarak tempuh ke titik tangkapan capai puluhan mil," katanya.