BUKIT TINGGI - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bukittinggi, Sumatera Barat akan melakukan dakwah lapangan pada perayaan Tahun Baru 2017. Dakwah lapangan dilakukan untuk mengantisipasi dijadikannya Bukittinggi sebagai lokasi tindakan asusila dan perbuatan negatif lain saat malam pergantian tahun. Ketua MUI setempat Aidil Alfin di Bukittinggi menegaskan, tidak ada aksi "sweeping" atau pembersihan paksa dalam kegiatan tersebut karena hanya memiliki tujuan agar tetap terjaganya norma-norma yang berlaku di daerah itu. "Sebagai daerah tujuan wisata kami menyambut baik pengunjung yang datang namun tidak ingin ada perilaku yang melanggar norma adat dan agama sehingga dilakukan dakwah lapangan," ujarnya.

Kegiatan itu sudah dibicarakan dengan Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Bukittinggi, organisasi masyarakat dan telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian setempat. Menurutnya, meski pemerintah daerah hanya memberi izin tempat hiburan beroperasi hingga pukul 24.00 WIB tetapi tetap perlu diwaspadai warga yang masih berada di luar hingga lewat tengah malam.

"Bentuk kegiatannya bila nanti ditemukan anak muda yang berduaan di tempat sepi melewati pukul 24.00 WIB akan langsung didatangi dan diberi nasihat bahwa tindakan yang dilakukan salah dan menjurus pada pelanggaran norma," katanya.

Dia mengatakan, MUI telah memberikan imbauan melalui masjid-masjid agar warga Muslim tidak ikut serta merayakan tahun baru karena bukan tradisi Islam. "Sekiranya lebih baik diisi dengan kegiatan yang lebih bermanfaat seperti menggelar tausyiah di masjid-masjid," ujarnya.

Wali Kota Bukittinggi M Ramlan Nurmatias mengatakan, saat perayaan tahun baru memberi izin tempat hiburan buka hingga pukul 24.00 WIB. "Lewat dari waktu yang ditetapkan, Satpol PP bersama tim Satuan Kerja Keamanan Ketertiban Kota (SK4) akan langsung mengambil tindakan tegas," katanya.

Ia mengimbau, masyarakat setempat bila ingin merayakan tahun baru hendaknya diisi dengan kegiatan bermanfaat di lingkungan tempat tinggal masing-masing. "Kami mendorong masyarakat melakukan kegiatan positif di lingkungan tempat tinggal seperti kegiatan keagamaan. Hal ini akan membantu mengurangi kepadatan yang selalu terjadi di Jam Gadang saat pergantian tahun," ujarnya.