JAKARTA - Sejak pagi hingga sore, Rabu (21/12/2016) Densus 88 melakukan penangkapan pada enam terduga teroris. Penangkapan dilakukan di tiga lokasi terpisah, yakni Serpong-Tangerang Selatan, Payakumbuh-Sumbar, dan Deli Serdang-Sumatera Utara. Kabag Penum Mabes Polri, Kombes Martinus Sitompul mengatakan, penangkapan pertama terjadi di Serpong dan Babakan Setu, Tangsel. Dalam penangkapan itu, diamankan empat orang.

Satu ditangkap hidup atas nama Adam dan tiga lainnya tewas ditembak yakni Omen, Irwan, dan Helmi.

Tindakan tegas dilakukan Densus 88 pada ketiganya karena saat hendak ditangkap, mereka malah melawan dengan menembak ke arah Densus 88 serta hendak melempar bom.

Berlanjut, Densus 88 juga bergerak ke wilayah Payakumbuh, Sumatera Barat menangkap terduga teroris atas nama Jhon Tanamal alias Hamzah (H) diduga terkait teroris jaringan Solo.

Hamzah ditangkap pukul 09.30 WIB di rumahnya, Jalan Soekarno-Hatta No. 69 RT. 004 RW. 001 Kelurahan Balai Nan Duo Kecamatan Payakumbuh Barat, Kota Payakumbuh Provinsi Sumatra Barat.

Saat ditangkap, Hamzah tidak melakukan perlawanan dan langsung dibawa ke Mako Brimob Polda Sumbar di Padang Panjang.

"H ini perannya membeli bahan-bahan yang diperlukan oleh Abi Zaid dalam rangka membuat bahan peledak dan bom. Selain itu H juga menjadi sumber pendanaan pembuatan bahan peledak dan bom oleh kelompok Abi Zaid. Termasuk H dan Abi Zaid juga melakukan percobaan pembuatan bahan peledak dan bom," ujar Martinus di Mabes Polri.

Tidak hanya menangkap Hamzah, Densus 88 juga melakukan penggeledahan di sebuah bengkel yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah Hamzah.

Di bengkel tempat kerja Hamzah itu, Densus 88 menyita barang bukti yakni menemukan satu GPS yang dikirim dari Solo, handphone, buku dan lainnya.

Upaya penangkapan Hamzah dilakukan dengan lebih dulu melakukan penyelidikan selama sembilan bulan. Sebelum tinggal di Payakumbuh, Hamzah juga pernah tinggal di Bandung, Jawa Barat.

Lebih lanjut, Densus 88 juga menangkap satu terduga teroris atas nama Safei Lubis alias S di Deli Serdang, Sumatera Utara.

Penangkapan dilakukan di kediaman orang tua Safei. Saat ditangkap, Safei tidak melakukan perlawanan dan langsung dibawa ke Mapolda Sumut untuk diperiksa.

"S ditangkap karena terlibat dengan kelompok radikal Katibah Gonggong Rebus (KGR). Dia perannya merekrut anggota KGR," beber Martinus.

Kelompok ini dipimpin oleh Gigih Rahmat Dewa yang sudah tertangkap sebelumnya. Selain berniat menyerang Marina Bay, kelompok ini juga merencanakan amaliah di beberapa tempat dengan sasaran tempat keramaian dan objek vital termasuk kantor polisi.

Diketahui juga kelompok Katibah Gonggong Rebus selama ini gencar menyebarkan paham radikal di Asia Tenggara. Bahkan Gigih Rahmat Dewa juga berperan memfasilitator WNI yang ingin pergi ke Suriah.

Berdasarkan penyelidikan Densus 88, Gigih Rahmat Dewa intens berkomunikasi dengan Bahrun Naim dan mendapat sokongan dana dari Bahrun Naim untuk melakukan sejumlah aksi teror di Indonesia.

Selain mengamankan Safei, Densus 88 juga menyita barang bukti berupa HP, laptop, flashdisk, hardisk, dan tas. Rencananya besok bagi, Kamis (22/12/2016) yang bersangkutan akan dibawa ke Jakarta untuk pengembangan lebih lanjut.(tnc)