JAKARTA - Banyak yang merasakan dan bilang kalau Mama hamil jadi pelupa.

Istilah momnesia menjadi istilah yang digunakan untuk menjelaskan kurangnya memori otak pada saat hamil. Apakah benar Mama akan menjadi pelupa saat hamil?

Nyatanya, hal itu tidak sepenuhnya terjadi. Helen Christensen, Ph,D, dari The Australian National University mengungkapkan kapasitas otak tidak berubah selama kehamilan.

“Wajar jika seseorang mengalami gangguan memori ketika sedang sibuk, stres atau kurang tidur,” ujar Christensen.

Gangguan tidur ternyata menjadi hal yang paling sering menyebabkan masalah pada memori. Ketika Mama kurang tidur dan tidur kurang berkualitas, kemampuan kognitif akan menurun. Selain itu perubahan hormon juga turut mempengaruhi kemampuan otak.

Hormon progesteron dan estrogen yang dapat mengubah kerja otak 15 sampai 40 kali. Kedua hormon ini bahkan dapat memengaruhi semua jenis neuron di otak.

Belum lagi kontraksi rahim yang dapat meningkatkan hormon oksitosin. Tubuh yang menyiapkan diri untuk memproduksi ASI juga mengalami peningkatan hormon oksitosin sehingga dapat memengaruhi kerja otak.

Meskipun tidak ada penurunan kemampuan otak, saat hamil otak memilih prioritas lain seperti kesehatan kehamilan dan kepentingan seputar bayi. Kondisi inilah yang membuat Mama semakin terlihat pelupa kala hamil.

Lalu apa yang perlu Mama lakukan untuk mengatasi ini? Donnica Moore, MD, seorang ahli kesehatan perempuan mengatakan untuk tidak banyak memikirkan banyak hal saat hamil.

“Saat hamil wanita cenderung memikirkan bayi dalam kandungan. Lebih baik hindari memikirkan hal-hal lain yang rumit,” ujarnya.

Tidur yang cukup juga jadi saran umum para ahli agar menghindari menjadi pelupa saat hamil. Tidur atau beristirahat tidak hanya terjadi pada malam hari saja.

Beristirahat sejenak di siang hari dapat membantu mencukupi kebutuhan tidur sepanjang hari.

Gunakan pengingat misalnya dengan kertas kecil untuk membantu Mama mengingat apa yang perlu dilakukan.