NEW YORK - Mantan Perdana Menteri Portugal, Antonio Guterres, resmi dilantik sebagai Sekretaris Jenderal PBB yang kesembilan, pada Senin (12/12/2016). Dia akan mengambil alih kepemimpinan dari Ban Ki-moon pada tanggal 1 Januari 2017 untuk masa jabatan lima tahun ke depan.

Dalam sidang umum PBB, Guterres mengatakan PBB harus melakukan reformasi agar cara bekerjanya lebih efektif, dengan lebih banyak mendengar dan melakukan lebih banyak lagi upaya membangun konsensus.

"PBB harus siap untuk berubah. Kelemahan kita yang paling serius, dan di sini saya merujuk kepada seluruh komunitas internasional, adalah ketidakmampuan untuk mencegah krisis. PBB lahir dari perang dan hari ini kita harus berada di sini untuk perdamaian," katanya.

Mantan komisioner PBB untuk pengungsi ini terpilih sebagai sekjen pada Oktober lalu untuk menggantikan Ban Ki-moon yang sudah dua kali menjabat.

Sebelum berkarier di PBB, dia adalah PM Portugal masa jabatan 1995-2002 dan terlibat aktif dalam upaya internasional untuk memecahkan masalah Timor Timur dengan pelaksanaan referendum yang hasilnya memutuskan untuk memisahkan diri dari Indonesia.

Saat pencalonan sebagai Sekjen PBB, dia berada pada peringkat pertama dari 13 calon yang diseleksi di Dewan Keamanan PBB.

Dan setelah proses pemilihan keenam, DK PBB secara mutlak mengusulkan namanya nya ke majelis umum untuk disahkan.

Guterres merupakan yang pertama kalinya dipilih dengan diskusi terbuka, bukan pemilihan secara tertutup oleh negara-negara berpengaruh di dunia seperti pada masa sebelumnya.

Saat pengambilan sumpah Guterres, para anggota majelis umum juga mengucapkan terima kasih kepada Ban Ki-moon dengan bertepuk tangan sambil berdiri.