ALEPPO - Pasukan Rezim Bashar Al Assad terus mengepung Kota Aleppo, Suriah. Tentara Suriah terus-menerus membombardir Aleppo, tanpa memikirkan keselamatan puluhan ribu warga sipil yang terjebak di kota 'neraka' tersebut.

Seorang perawat yang ikut terjebak di Aleppo menulis sebuah surat memilukan. Isi tulisan itu menjelaskan alasannya memilih untuk mengakhiri hidup daripada menghadapi pemerkosaan oleh tentara Suriah yang dia sebut 'buas'.

Bersama surat tersebut, laporan dari pasukan pemberontak di Aleppo mengabarkan bahwa para perempuan yang selamat sangat berisiko diserang secara seksual. Beberapa dari mereka memilih untuk bunuh diri daripada menghadapi kekerasan seksual yang dilakukan tentara Suriah.

Surat tersebut dibagikan dalam video yang dibagikan di Facebook oleh pekerja kemanusiaan Abdullateef Khaled. Meskipun Metro.co.uk berhasil menghubungi Khaled tapi identitas perawat yang menulis surat tersebut hingga kini belum diketahui.

Begini bunyi surat yang sangat memilukan tersebut:

"Aku salah satu wanita di Aleppo yang akan segera diperkosa sebentar lagi.. sudah tidak ada senjata atau laki-laki yang bisa berdiri di antara kami dan binatang yang akan datang yang disebut 'tentara nasional'. Aku tidak ingin apa-apa dari kalian.. aku bahkan tidak ingin doa kalian ...karena aku masih bisa berbicara, aku pikir kata-kataku lebih jujur dari apa yang kalian katakan! Aku melakukan bunuh diri.. dan aku tidak peduli jika kalian mengatakan aku terbakar di neraka!

Aku bunuh diri karena aku tidak bisa tinggal menetap di rumah almarhum ayahku selama bertahun-tahun karena hatinya terluka saat melihat semua orang meninggalkan Aleppo.

Aku bunuh diri bukan karena tanpa alasan, tapi karena aku tidak ingin tentara rezim Assad memperkosaku sementara baru kemarin mereka takut untuk mengatakan kata Aleppo. Aku bunuh diri karena hari kiamat telah terjadi di Aleppo dan aku tidak berpikir neraka akan lebih buruk dari ini.

Aku melakukan bunuh diri dan aku tahu kalian semua akan senang saat aku masuk neraka, dan yang akan membuat kalian senang, seorang wanita bunuh diri. Bukan ibu atau saudara perempuan atau istri, tapi seorang wanita yang kalian tidak peduli. Aku akan menyimpulkan dengan mengatakan bahwa fatwa kalian menjadi tidak berarti bagiku sehingga simpan fatwa itu untuk kalian dan keluarga kalian sendiri. Aku melakukan bunuh diri."

Kasus Bunuh Diri Meningkat

Menurut Khaled, surat tersebut ditulis oleh perawat itu untuk para pemimpin umat Islam dan negaranya. Sebuah laporan menyebut, setelah enam tahun dilanda perang saudara, situasi di Aleppo digambarkan sebagai 'kehancuran kemanusiaan yang lengkap'.

Ribuan korban terjebak di kota yang selalu diamuk perang. Tetapi dunia internasional seakan tidak peduli di saat kekejaman terus dilancarkan kepada mereka.

Abdullah Othman, kepala Consultative Council in the Levant Front - salah satu kelompok pemberontak terbesar Aleppo - mengatakan pagi itu 20 wanita berkomitmen akan bunuh diri 20 agar tidak diperkosa tentara rezim.***