TANGERANG - Keluarga memiliki peran yang sangat penting sebagai caregiver terdekat dalam merawat dan mendampingi penderita demensia.

Namun, peran ini bisa juga diserahkan kepada petugas profesional berupa pemberian kasih sayang yang tulus.

"Bagaimanapun caregiver dari keluarga lebih baik, namun bisac diserahkan ke tenaga profesional," kata Dr dr Rocksy Fransisca SpS spesialis Syaraf dari RS Siloam Hospitals Lippo Village di sela-sela Seminar dan Pelatihan untuk Caregiver yang diadakan Memory and Aging Centre Siloam Hospitals Lippo Village belum lama ini.

Demensia adalah gangguan yang menimbulkan kerusakan progresif pada sistem saraf yang akan menghasilkan kumpulan gejala.

Beberapa ciri demensia yang paling umum adalah penurunan daya ingat, penalaran, menilai, serta berbahasa.

Dikatakannya, selama didukung lingkungan yang nyaman dalam perawatan bisa berdampak positif pada perjalanan penyakit ini.

Dalam menghadapi penyadang demensia, keluarga maupun caregiver perlu memahami tentang penyakit ini dan penanganannya.

Ini bermanfaat untuk mengurangi dampak negatif bagi caregiver sendiri, seperti merasa frustasi, putus asa, marah bahkan depresi.

Data Badan Kesehatan Dunia memperkirakan tahun 2015 terdapat 47,5 juta orang hidup dengan demensia dan tiap tahun muncul 7,7 juta kasus demensia baru.

Gangguan ini umumnya menyerang populasi usia lanjut atau lebih dari 65 tahun namun bisa pula mengenai yang lebih muda.