DENPASAR - Asap hitam pekat membumbung tinggi dari sebuah bangunan indekos di Jalan Tunjung Sari Gang Menuri VI, Banjar Padangsambian, Denpasar Barat, Bali, Selasa (13/12/2016) sekitar pukul 10.30 Wita. Di tengah gulungan api, suami-istri, Martini (50) dan Syahwati (40) berpelukan sambil berusaha menyelamatkan diri.

Sayang pasangan suami-istri (pasutri) asal Bondowoso, Jawa Timur, itu tak dapat diselamatkan. Mereka ditemukan tewas dalam kebakaran hebat tersebut.
Warga sekitar menuturkan, Martini dan istrinya memiliki keterbatasan.

Martini adalah seorang tunanetra yang kesehariannya sebagai tukang pijat dan peminta-minta. Sementara istrinya, Syahwati, menderita lumpuh di sebagian kiri tubuhnya.

Saat kejadian, mereka diduga terlambat menyelamatkan diri. Warga sekitar yang mengaku bernama Ibu Yoga menuturkan, sehari-hari Martini senantiasa dituntun sang istri ketika berjalan ke mana-mana.

Tak seorang pun menyadari pasutri ini masih terjebak di dalam rumah, sampai ibu Yoga berteriak kepada polisi untuk memeriksa apakah pasangan pasutri ini telah dievakuasi.

Semula, semua warga berpikir bahwa di dalam kos yang terbakar tidak ada orang.

"Pak polisi! Tolong pak! Ada nggak yang bisa ngelihat apakah masih ada orang di dalam. Tolong selamatin dia," seru ibu Yoga sambil berlinang air mata.

Sejenak petugas pemadam kebakaran dan polisi yang tiba di lokasi kebakaran tertegun.

Setelahnya, seorang petugas pemadam kebakaran memeriksa ke dalam bangunan yang sudah jadi abu dan rata dengan tanah.

Jenazah pasutri ini saling berdekatan. Mereka terlihat dalam posisi berpelukan satu sama lain.

"Ada dua orang terjebak!" kata petugas pemadam kebakaran yang menghampiri bagian sudut bangunan guna memastikan.

Anak Martini dan Syahwati yang tiba di lokasi kebakaran langsung berteriak histeris begitu mengetahui orangtuanya telah tewas.

Warga sekitar berusaha menenangkannya. Ia tak kuasa menahan kesedihan dan langsung tumbang. Saat kejadian, ia diketahui sedang bekerja.

"Bi tolong bi, rumah kebakaran. Ibu sama bapak hangus kena api," ucapnya lirih sambil berurai air mata. Tidak ada yang menyadari Martini dan Syahwati terjebak di dalam kamar.

Penghuni kos yang total berjumlah 12 orang hampir semua sedang tidak berada di sana.
Para penghuni sebagian besar belum kembali dari kampung halaman usai merayakan Maulid Nabi.

"Semua yang kos di sini pendatang dari Jawa. Kebanyakan Bondowoso dan Situbondo. Penghuninya ada yang pergi kerja dan belum pulang dari kampung merayakan Maulid Nabi kemarin," ujar seorang warga yang meminta namanya tak ditulis.

Selain rumah kos, sebuah gudang rongsokan yang biasa digunakan pemulung serta atap musala di dekat sana turut dilalap api.(tnc)