Pada malamnya Syarief kembali belajar, dan sesampai di sana ia melihat Aisya yang sudah duduk manis di tangga, dengan kitab di pangkuannya, mata memandang langit, seperti sedang menunggu sang pangeran turun, Syarief duduk di sampingnya seraya memandang apa yang sedang di pandang olehAisya. “Malam itu, yang bicara sama kakak, namanya kak Erna ya?” kata Aisya.

“Ia, Kenapa?”

“Kakak kok terlihat dekat banget dengannya!”

“Ia, dia teman dekat kakak sejak SD, dulu kami satu kelas, anehnya, setiap kali kami dekat, kami selalu diejek-ejek teman, mereka bilang kami pacaran, padahal kami gak tau apa-apa, cinta saja kami gak tau itu apa?”

“Yeh… Kok cerita kita sama ya? Dulu waktu Aisya SD, Aisya juga pernah ngalami peristiwa begitu, sama persis.” Kata Aisya kaget.

“Cerita hidup kita, itu memang sama Sya!”

“Eh ada bintang jatuh Sya.” sambung Syarief dengan tiba-tiba, sambil bangun.

Aisya pun bangun, untuk menyaksikan bintang jatuh.

“Mana? Gak da kok kak!“ tanya Aisya sambil menatap langit bersama Syarief.

“Tadi ada Sya.” ujar Syarief mencoba membuat Aisya percaya. Aisya pun kembali duduk dengan rasa terbohongi oleh Syarief.

“Benar Sya hai...” ujar Syarief hendak membuat Aisya percaya, sambil ia duduk kembali. 

“Eh malam kemaren Aisya juga lihat bintang jatuh.” kata Aisya tiba-tiba.

“Oya...? Aisya Doain apa?” tanya Syarief canda.

“Bintang jatuh didoain!” jawabnya Aisya kesal.

“Canda hay.“

Aisya terdiam, ia kembali merasakan sesuatu hal yang tidak ia inginkan, Aisya kembali memaknai arti sebuah kehidupan, tentang ketawa dan air mata. Maka ia bertanya kepada Syarief.

“Kenapa ya? Hari-hari ini kita selalu tertawa?“

“Gak tau Sya.” jawab Syarief menggeleng kepala.

“Sepertinya akan tiba waktu di mana kita akan menangis kak!” kata Aisya pelan.

“Panasnya malam, bertanda hujan di waktu siang.“ sambung Aisya.

Syarief sejanak berfikir dengan mata yang melirik-lirik, hatinya berkata “Benar kata Aisya biasanya kalau ada tawa bertanda akan menangis.

Tapi Syarief dan Aisya tidak terpikir bahwa tangisan yang akan hadir pada mereka berdua adalah tangisan perpisahan yang sangat mendalam.