JAKARTA - Boikot Sari Roti terus berlanjut. Aksi boikot Sari Roti tak hanya diserukan lewat media sosial (medsos) dan grup WhatsApp, tapi juga dalam tindakan nyata dengan tidak membeli Sari Roti. Aksi boikot Sari Roti mulai menggema ketika Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak mengajak kaum Muslimin untuk memboikot Sari Roti.

Selain Dahnil, Imam Besar FPI, Habib Rizieq Shihab juga menyerukan agar semua penjuang dan pendukung Aksi 212 berhenti membeli Sari Roti.

Akibatnya, sebagian umat Islam menyatakan tidak akan membeli Sari Roti. Bahkan, sekolah teladan nasional, SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya, secara resmi menyetop pasokan Sari Roti dalam lingkup dan kegiatan sekolah.

Putusan itu diambil secara bulat pada Rabu (7/12) dalam rapat internal pengurus Koperasi Syariah Asy-Syams SD Muhammadiyah 4 Surabaya.

“Sudah diputuskan dalam rapat internal koperasi, dan semua pengurus sudah setuju,” ujar Badan Pemeriksa Koperasi, M. Syaikhul Islam MHI, seperti dikutip dari pwmu.co.

Dia mengatakan, terhitung sejak Kamis, 8 Desember 2016, sudah tidak akan ada lagi pasokan Sari Roti di kantin sekolah dengan 1.600 murid tersebut.

Dikatakan Syaikhul, pasokan Sari Roti di-stop karena mereka kecewa setelah melihat pengumuman produsen Sari Roti yang mereka anggap tendensius.

“Sikap pemilik atau produsen roti tersebut benderang menunjukkan ketidaksimpatiannya terhadap umat Islam terutama mereka yang tergabung pada aksi tersebut. Dia lupa dan tak menyadari bahwa konsumen terbesar dari roti produksinya adalah umat mayoritas di negeri ini,” tegasnya.

Seruan boikot Sari Roti juga berdampak serius pada pedagang keliling Sari Roti di sejumlah titik. Di perumahan Bukit Cimanggu City Kota Bogor misalnya, pedagang Sari Roti yang biasanya berjualan di pagi hari mendadak berhenti.

“Sudah satu minggu gak lewat. Kasihan juga tuh, mungkin gak ada orang beli. Soalnya aksi boikot di medsos dan grup WhatsApp ibu-ibu sangat ramai,” ujar Rosmawati, ibu rumah tangga yang tinggal di bukti Cimanggu City.

Rosmawati yang mengaku bergabung dengan salah satu grup WhatsApp (WA) mengatakan, boikot Sari Roti di grup WA terus berlanjut. Bahkan, seorang anggota grup WA memposting gambar Sari Roti yang masih mennumpuk di minimarket.

“Katanya sih ada yang digratiskan, tapi tetap gak ada yang mau. Padahal besok sudah expired (kadaluarsa). Gak tau juga sih, itu infonya benar apa nggak,” tandas Rosmawati.

Sari Roti sempat dipuji dan ramai diperbincangkan di media sosial lantaran roti mereka dibagikan secara gratis saat Aksi 212 di Monas Jakarta.

Awalnya, ustaz kondang KH Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym memposting foto bagi-bagi Sari Roti gratis dalam Aksi 212. Foto itu menuai reaksi positif di kalangan umat Islam. Bahkan, foto bagi-bagi roti gratis jadi viral di medsos.

Produsen Sari Roti, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk sepertinya terganggu dengan foto-foto tersebut. Pasalnya, foto itu memunculkan kesan bahwa Sari Roti mendukung dan terlibat dalam Aksi 212. Karena itu, PT Nippon membuat klarifikasi yang menyatakan bahwa Sari Roti tidak terlibat dalam kegiatan politik dan tidak ikut dalam Aksi 212.

Klarifikasi itu malah menjadi blunder. Para pendukung Aksi 212 berbalik jadi antipati kepada Sari Roti. Sebab, klarifikasi PT Nippon mengesankan bahwa Sari Roti tidak mendukung bahkan memojokkan Aksi 212. Akibatnya, seruan boikot Sari Roti disuarakan lewat media sosial dan aplikasi WhatsApp. Seruan itu membuat saham Sari Roti langsung anjlok.(pjs)