JAKARTA - Ribuan umat Muslim melaksanakan Shalat Subuh berjamaah di Masjid Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (12/12) pagi. Shalat Subuh berjamaah nasional ini diistilahkan dengan aksi 1212.

Berdasarkan pantauan di lapangan, jamaah di Masjid Sunda Kelapa banyak yang tidak mendapat tempat dalam masjid, sehingga harus menunaikan ibadah di pekarangan masjid. Terdapat 10 shaf atau barisan jamaah di pekarangan masjid yang dibangun pada era 1960-an itu.

Salah satu jamaah, Salahudin Adi Pratama, mengatakan dia mengikuti aksi 12.12 karena ingin mendengar khutbah pada Shalat Subuh berjamaah nasional yang digagas Gerakan Nasional Pembela Fatwa-Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) itu. "Saya pada aksi sebelumnya 4 November 2016 dan 2 Desember 2016 selalu ikut. Hari ini saya ingin ikut lagi karena ingin membela Alquran," kata Salahudin yang berdomisili di Salemba, Jakarta Pusat.

Masjid Sunda Kelapa merupakan salah satu masjid dari 100 lebih masjid di seluruh Indonesia yang mengikuti shalat berjamaah nasional pada hari ini. Aksi 12.12 dipusatkan di Masjid Pusat Dakwah Islam (Pusdai), Bandung.

Imam besar Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab, Pimpinan Pesantren Darut Tauhid Bandung, KH Abdulah Gymnastiar, pimpinan GNPF-MUI Ustadz Bachtiar Nasir, serta beberapa tokoh Muslim lainnya dijadwalkan turut shalat berjamaah di Masjdi Pusdai, Bandung.

Di Masjid Sunda Kelapa, sebelum Shalat Subuh berjamaah, umat Muslim juga melaksanakan Shalat Tahajud. Setelah Shalat Subuh, umat Muslim berdzikir, berthausiah dan menunaikan doa bersama-sama.

Aksi 1212 ini bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. GNPF-MUI, dalam keterangan resminya, mengatakan aksi 1212 ini menjadi tonggak persatuan umat Muslim. Aksi ini juga ditujukan untuk memelihara kekompakan dan kekuatan umat Muslim.

Sebelumnya umat Muslim dengan koordinasi dari GNPF-MUI melakukan aksi shalat Jumat dan doa bersama (aksi 212) dan demonstrasi serta Shalat Jumat bersama pada aksi 411. Aksi 212 dan 411 tersebut menuntut penegakan hukum kepada Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama yang sebelumnya danggap telah menistakan kitab suci agama Islam, Alquran.

Namun, Basuki mengatakan dia tidak bermaksud menistakan Alquran. Basuki secara terbuka telah meminta maaf. Sementara proses hukum terhadap Basuki terus berlanjut.***