Setelah selesai pembukaan, lalu Syarief membaca acara selanjutnya, yakni pembacaan ayat suci Al-Qur?an,
"Albarnamij Atsaniah, A'ni qira-atul Qur'an, sayaqra-uha, Ukhtina Aisya, 'alaiha an yatafadh-dhal masykura."
Setelah Syarief mempersilahkan pembaca ayat suci Al-Qur?an, yaitu Aisya, maka ia pun memalingkan dadanya untuk turun, dalam putaran dadanya, tiba-tiba ia melihat sosok Aisya, yang mengenakan gamis putih indah dan hijabnya berwarna hitam terhias dengan bunga-bunga di pinggirnya, Aisya berjalan menuju panggung dengan menggendongkan kalam Allah, selangkah demi selangkah Syarief dan Aisya berjalan yang berbeda arah, tiba-tiba langkah mereka terhenti, di mana Syarief berada di tangga yang ke dua, dan Aisya berada di tangga yang pertama “Kakak... Aisya sudah sangat bangga!” kata Aisya dengan senyuman.
Syarief hanya diam, ia tidak tau harus menjawab apa, karena ia melihat semua orang mata tertuju kepadanya yang sedang berdiri bersama Aisya di tengah-tengah penonton,
Cut dan Moza sempat melihat peristiwa itu, sehingga membuat mereka mulai yakin, kalau Kak Syarief dan Aisya ada hubungan lain, walau Aisya tidak pernah memberitahu mereka, padahal mereka bertiga adalah teman paling akrab.
Sementara Bu Aini juga melihat mereka, membuatnya mulai curiga, karena tidak ada pertemanan antara laki-laki dan perempuan sampai segitunya, tanpa didasari rasa cinta, memang mereka terlihat cocok, sama-sama pandai, sama-sama pemudapemudi yang dibutuhkan masyarakat, tapi cara itu melanggar dengan Agama.
Tiba-tiba. “Euhemmmm“ suara yang terdengar dari kawanan penonton.
Syarief menoleh ke arah suara tersebut, eh ternyata ada Ustaz Zul, Yaitu salah satu Ustaz di desanya, yang sering melihat Syarief bersama Aisya. Dengan rasa malu Syarief berkata kepada Aisya dengan kata-kata indah. “Ummi Aisya… dipersilahkan...“
“Eumm“ jawab Aisya dengan lembut bersama senyuman yang tersipu sambil menggerakkan langkahnya menuju panggung, untuk melantunkan ayat suci AlQur?an, dan Syarief pun melangkah menuju tempatnya yang telah disediakan panitia.
Syarief duduk sambil menyaksikan Aisya yang sedang berada di mimbar Tilawah, yang sedang membacakan Al-Qur?an Surah Al-Baqarah Ayat 153-163, terdengar sangat merdu nan syahdu dalam Tilawah Maqam Bayyati, Hijjaz, dan Nahwan.
Setelah membaca Al-Qur?an, Aisya pun turun dan Syarief membaca acara yang selanjutnya sampai acara penutup, yaitu “Da?wah Islamiah Dalam Rangka Memperingati Hari Maulid Nabi Kita Muhammad SAW”.
Tiba-tiba dari belakang tempat duduk Syarief terdengar suara yang memanggilnya, “Kak… Syarief!”
Syarief pun memalingkan wajahnya ke arah suara tersebut, ternyata itu suara Maulida yang memanggilnya.
“Ke sini!” seru Maulida.
Syarief bangun dan melangkah ke sana, di mana di situ ada Maulida, Cut Eliza, dan Aisya, sedang duduk di kursi bagian belakang.
“Ngapain di sana sendirian, di sinikan asik ada Aisya” kata Maulida sambil matanya melirik ke arah Aisya. Aisya yang mendengar kata-kata itu, ia mengerutkan keningnya dengan senyuman.
“Ada ada aja kamu Da” kata Aisya sama Maulida dengan rasa malu sambil menolak Maulida dengan lembut.
Sementara Cut Eliza, ia menoleh ke arah Syarief.
”Ciyeee... kemarin katanya gak pacaran, tapi....” ejek Cut Eliza.
Syarief hanya tersenyum malu, sambil matanya menyaksikan perlakuan Aisya, Maulida dan Cut Eliza yang tersenyum canda.
“Kakak di sana aja ya…” kata Syarief.
“Siiip kak” jawab Maulida sambil ketawa, karena ia tau bahwa Syarief sedang malu.
Syarief pun meninggalkan tempat duduk mereka, dan duduk pada tempat yang telah disediakan panitia sambil menyaksikan acara penutupan.
--***--
"Albarnamij Atsaniah, A'ni qira-atul Qur'an, sayaqra-uha, Ukhtina Aisya, 'alaiha an yatafadh-dhal masykura."
Setelah Syarief mempersilahkan pembaca ayat suci Al-Qur?an, yaitu Aisya, maka ia pun memalingkan dadanya untuk turun, dalam putaran dadanya, tiba-tiba ia melihat sosok Aisya, yang mengenakan gamis putih indah dan hijabnya berwarna hitam terhias dengan bunga-bunga di pinggirnya, Aisya berjalan menuju panggung dengan menggendongkan kalam Allah, selangkah demi selangkah Syarief dan Aisya berjalan yang berbeda arah, tiba-tiba langkah mereka terhenti, di mana Syarief berada di tangga yang ke dua, dan Aisya berada di tangga yang pertama “Kakak... Aisya sudah sangat bangga!” kata Aisya dengan senyuman.
Syarief hanya diam, ia tidak tau harus menjawab apa, karena ia melihat semua orang mata tertuju kepadanya yang sedang berdiri bersama Aisya di tengah-tengah penonton,
Cut dan Moza sempat melihat peristiwa itu, sehingga membuat mereka mulai yakin, kalau Kak Syarief dan Aisya ada hubungan lain, walau Aisya tidak pernah memberitahu mereka, padahal mereka bertiga adalah teman paling akrab.
Sementara Bu Aini juga melihat mereka, membuatnya mulai curiga, karena tidak ada pertemanan antara laki-laki dan perempuan sampai segitunya, tanpa didasari rasa cinta, memang mereka terlihat cocok, sama-sama pandai, sama-sama pemudapemudi yang dibutuhkan masyarakat, tapi cara itu melanggar dengan Agama.
Tiba-tiba. “Euhemmmm“ suara yang terdengar dari kawanan penonton.
Syarief menoleh ke arah suara tersebut, eh ternyata ada Ustaz Zul, Yaitu salah satu Ustaz di desanya, yang sering melihat Syarief bersama Aisya. Dengan rasa malu Syarief berkata kepada Aisya dengan kata-kata indah. “Ummi Aisya… dipersilahkan...“
“Eumm“ jawab Aisya dengan lembut bersama senyuman yang tersipu sambil menggerakkan langkahnya menuju panggung, untuk melantunkan ayat suci AlQur?an, dan Syarief pun melangkah menuju tempatnya yang telah disediakan panitia.
Syarief duduk sambil menyaksikan Aisya yang sedang berada di mimbar Tilawah, yang sedang membacakan Al-Qur?an Surah Al-Baqarah Ayat 153-163, terdengar sangat merdu nan syahdu dalam Tilawah Maqam Bayyati, Hijjaz, dan Nahwan.
Setelah membaca Al-Qur?an, Aisya pun turun dan Syarief membaca acara yang selanjutnya sampai acara penutup, yaitu “Da?wah Islamiah Dalam Rangka Memperingati Hari Maulid Nabi Kita Muhammad SAW”.
Tiba-tiba dari belakang tempat duduk Syarief terdengar suara yang memanggilnya, “Kak… Syarief!”
Syarief pun memalingkan wajahnya ke arah suara tersebut, ternyata itu suara Maulida yang memanggilnya.
“Ke sini!” seru Maulida.
Syarief bangun dan melangkah ke sana, di mana di situ ada Maulida, Cut Eliza, dan Aisya, sedang duduk di kursi bagian belakang.
“Ngapain di sana sendirian, di sinikan asik ada Aisya” kata Maulida sambil matanya melirik ke arah Aisya. Aisya yang mendengar kata-kata itu, ia mengerutkan keningnya dengan senyuman.
“Ada ada aja kamu Da” kata Aisya sama Maulida dengan rasa malu sambil menolak Maulida dengan lembut.
Sementara Cut Eliza, ia menoleh ke arah Syarief.
”Ciyeee... kemarin katanya gak pacaran, tapi....” ejek Cut Eliza.
Syarief hanya tersenyum malu, sambil matanya menyaksikan perlakuan Aisya, Maulida dan Cut Eliza yang tersenyum canda.
“Kakak di sana aja ya…” kata Syarief.
“Siiip kak” jawab Maulida sambil ketawa, karena ia tau bahwa Syarief sedang malu.
Syarief pun meninggalkan tempat duduk mereka, dan duduk pada tempat yang telah disediakan panitia sambil menyaksikan acara penutupan.
--***--