WASHINGTON- Pihak CIA, Badan Interlijen Pusat Amerika Serikat (USA) meyakini jika kemenangan yang dilakukan Donald Trump saat pemilihan Presiden AS yang baru saja berlangsung melibatkan pihak Rusia sebagai aktor kemenagannya. Rusia melakukan peretasan email milik pesaing donald trump yaitu Komisi Nasional Partai Demokrat dan manajer kampanye Hillary Clinton.

Informasi itu disampaikan sejumlah pejabat AS yang memahami laporan rahasia CIA seperti dikutip media ternama AS, The Washington Post, dan dilansir Reuters, Sabtu (10/12).

Beberapa media Amerika menulis bahwa CIA telah mengidentifikasi individu-individu yang memberikan ribuan email hasil retasan dari Komisi Nasional Partai Demokrat dan beberapa pihak lainnya, termasuk manajer kampanye Hillary, John Podesta, kepada WikiLeaks. Individu-individu itu diketahui memiliki keterkaitan dengan pemerintah Rusia.

Para pejabat AS yang dikutip The Washington Post menyebut, individu-individu itu sangat dikenal oleh kalangan intelijen Rusia. Mereka juga disebut sebagai bagian dari operasi Rusia untuk mendorong kemenangan Trump dan mengurangi kesempatan Hillary untuk menang pilpres 8 November lalu.

"Ini merupakan hasil penilaian komunitas intelijen bahwa tujuan Rusia di sini adalah menguntungkan salah satu kandidat atas kandidat lainnya, untuk membantu Trump terpilih," sebut pejabat senior AS yang enggan disebut namanya seperti dikutip The Washington Post.

Kemudian dijelaskan juga, bahwa pejabat-pejabat senior AS yang dikutipnya itu telah mendapat briefing intelijen dari CIA, sama seperti yang disampaikan kepada para senator penting AS secara tertutup, pekan lalu.

Kesimpulan CIA yang disebut The Washington Post sebagai 'penilaian rahasia' itu, didasarkan pada sejumlah bukti konkret dari berbagai macam sumber. Intinya, kepada para senator AS, CIA menuturkan 'cukup jelas' bahwa memenangkan Trump menjadi tujuan Rusia.

Namun di sisi lain, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab jelas dalam penilaian CIA itu. Salah satunya ialah, CIA tidak menjelaskan secara spesifik soal bukti yang menunjukkan pemerintah Rusia memang mengarahkan individu yang memberikan email retasan ke WikiLeaks.

Pendiri WikiLeaks sendiri, Julian Assange, telah membantah keterkaitan dengan Rusia. Sedangkan secara terpisah, juru bicara CIA enggan mengomentari laporan The Washington Post ini.