BANTUL - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah yang juga mantan Ketua Umum MUI, Din Syamsudin mencurigai adanya ketidakadilan dalam penyelesaian kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan gubernur non akif DKI, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

“Saya melihat ada gelagat ketidakadilan dalam penyelesaian kasus ini (penistaan agama oleh Ahok). Maka itu saya minta agar pihak yang berwenang segera menyelesaikannya secara adil,” ujar Din saat ditemui usai kuliah umum di Sportarium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogya, Senin (5/12), seperti dikutip Goriau.com dari Republika.co.id.

Din mengingatkan, ketidakadilan dalam penyelesaian kasus Ahok bisa memancing reaksi masyarakat yang lebih besar dari sebelumnya. Sebab hal tersebut dapat menimbulkan kekecewaan di hati masyarakat yang selama ini menuntut keadilan atas kasus tersebut.

Din mengingatkan pemerintah agar tidak membiarkan kasus penistaan agama ini berlarut-larut. “Jangan sampai bangsa ini tersandera akibat ulah satu orang. Hanya gegara Ahok kita terpecah belah,” kata Din.

Ia juga menyatakan kekecewaan terhadap sebagian kalangan yang mencoba membelokkan nalar masyarakat. Hal itu antara lain menyebut-nyebut kelompok umat Islam yang melakukan aksi damai sebagai ancaman bagi kesatuan negara.

Padahal umat Islam, kata dia, sangat memegang teguh nilai-nilai kebhinekaan. Buktinya, aksi bela Islam pada 2 Desember lalu berjalan dengan tertib dan aman. Kemunculan pernyataan tersebut dinilainya sangat disayangkan. Bahkan Din menyebut kelompok-kelompok pembawa isu itu sebagai kelompok yang sebenarnya anti-persatuan.

“Sekarang sudah muncul kerancuan nalar. Kelompok umat Islam yang aksi damai dituduh antikebhinnekaan. Saya rasa, justru yang antikebinekaan adalah yang menuduh umat Islam demikian,” tegas Din.***