JAKARTA - Jajaran Subdit Resmob Polda Metro Jaya meringkus satu anggota geng motor sadis yang kerap beraksi di kawasan Jakarta Timur. Ironisnya, pelaku berinisial B yang ditangkap masih di bawah umur dan berstatus sebagai pelajar. Kanit IV Subdit Resmob Polda Metro Jaya Kompol Teuku Arsya Khadafi mengungkapkan penangkapan terhadap pelaku pengeroyokan yang dilakukan geng motor di wilayah Jakarta telah dilakukan selama beberapa bulan ini.

Dari sejumlah penangkapan, mayoritas pelaku masih di bawah umur.

"Ini memang sangat kami sayangkan, karena beberapa bulan terakhir kami tangkap geng motor, memang para pelaku rata-rata di bawah umur," kata Arsya di Mapolda Metro Jaya, Minggu (27/11/2016).

Setelah dikaji, kata Arsya, pelaku rata-rata hanya mengikuti kegiatan formal di sekolah. Mereka kemudian lebih memilih menghabiskan waktu di luar jam belajar untuk nongkrong bersama teman-temannya.

Anak yang kurang mendapatkan perhatian dan pengawasan dari keluarga dan pihak sekolah akhirnya melakukan kegiatan kontraproduktif. Bahkan tak sedikit yang akhirnya melakukan tindak pidana.

"Setelah kita kaji, ternyata mereka hanya mengikuti kegiatan formal, nggak ikut kegiatan ekstrakurikuler. Mereka kumpul dengan gengnya dan dibekali senjata tajam," papar dia.

Aksi para anggota geng motor remaja di kawasan Cipayung, Jakarta Timur ini memang cukup meresahkan warga. Bocah-bocah itu tak segan melukai bahkan menghabisi nyawa lawan atau pengguna jalan yang dijumpainya.

Namun selama beraksi, geng motor yang belum diketahui nama kelompoknya ini, tidak pernah mengambil benda berharga korbannya. Mereka hanya melukai lalu meninggalkan korbannya begitu saja.

"Di usia mereka ini kan masih membutuhkan aktualisasi diri. Syarat masuk di kelompok ini, mereka ditantang melakukan tindak pidana. Makanya butuh peran orangtua dan sekolah," ucap Arsya.

Tindak Tegas

Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Budi Hermanto menyatakan, pihaknya tak segan menindak tegas dengan menembak di tempat kelompok atau geng motor sadis di jalanan. Apalagi sampai melawan petugas.

"Pada geng motor, kami tak segan menindak tegas apabila ada sweeping geng motor dan berbuat onar, melukai hingga menghilangkan nyawa korban. Kami tak segan menindak tegas dan terukur terhadap geng motor," tandas Budi.

Sejauh ini, polisi masih menelusuri keberadaan geng motor yang telah menewaskan pemuda bernama Rendi Hermawan di Cipayung, Jakarta Timur, Minggu lalu. Polisi juga masih memburu lima pelaku lain dalam pengeroyokan itu.

"Kelompok ini berjumlah 40-60 orang. Mereka tak segan melukai atau mematikan korbannya. Mereka tidak mengambil barang, tapi hanya berbuat onar," jelas Budi.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, pihaknya masih menelusuri apakah tindakan sadis ini ada kaitannya dengan geng motor lain atau murni untuk menunjukkan eksistensinya.

"Masih kita dalami apakah ada kaitannya dengan kelompok lain atau hanya aktualitas diri mereka. Kita juga masih telusuri nama kelompok mereka," kata Argo.

Polisi menduga, kelompok ini baru didirikan oleh segerombolan remaja yang tinggal di kawasan Cipayung dan Ciracas, Jakarta Timur. Selain beraksi di wilayah Jakarta Timur, kelompok ini juga kerap melakukan sweeping di kawasan Jakarta Utara.

"Ini kelompok mana masih kita dalami. Mereka ini bukan satu sekolah, tapi hanya teman-teman nongkrong saja," pungkas dia.

Sebelumnya, seorang pemotor bernama Rendi Hermawan ditemukan tewas bersimbah darah di kawasan Cipayung, Jakarta Timur pada Minggu 20 November 2016 pagi. Rendi diduga kuat menjadi korban kesadisan geng motor.

Tak hanya Rendi, Imam Maysuri yang dibonceng juga mengalami luka bacok di bagian punggungnya. Saat ini, polisi telah meringkus pelajar SMA berinisial B dan masih memburu lima pelaku lainnya dalam kasus ini.(lpc)