MELBOURNE - Hunter Mitchell, seorang bocah laki-laki asal Afrika Selatan yang baru berusia 9 tahun menerima penghargaan dari Steve Irwin Foundation atas inisiatifnya, yakni menggalang dana untuk menyelamatkan bayi badak ditinggal induknya.

Kisah ini bermula ketika Hunter Mitchell mendengar tentang seekor bayi badak yang ditelantarkan induknya, ia merasa dirinya harus membantu bayi badak tersebut.

Karena tindakannya yang luar biasa itu, Mitchell mendapatkan penghargaan di Australia. Sosok pelestari alam muda dan para penggemar satwa badak segera mengadakan kampanye penggalangan dana untuk mengumpulkan uang yang akan digunakan untuk merawat bayi badak bernama Osita yang hidup di dekat sebuah cagar alam wisata.

"Dari berita saya mengetahui bayi badak yang lahir di Aquila Private Game Reserve [Cagar alam wisata Aquila Private] yang berlokasi dua jam dari dari Cape Town. Saya memutuskan untuk membantu karena dia sangat lucu dan dia tidak akan mampu bertahan hidup tanpa induknya. Jadi saya mulai melakukan penggalangan dana untuk bayi badak tersebut," kisah Hunter kepada ABC News Breakfast.

Penggalangan dana yang dilakukan Hunter berhasil mengumpulkan uang sebesar 75 ribu rand Afrika Selatan atau sekitar 7.000 dolar AS (Rp 70 juta) dan sejak saat itu dia didaulat menjadi duta besar untuk cagar alam Aquila. Upayanya itu membawa Hunter Mitchell hingga ke Australia, dimana dia akan dianugerahkan penghargaan tokoh pejuang satwa liar yakni Visionary Wildlife Warrior Award dari Kebun Binatang Australia di Queensland pekan ini.

Penghargaan ini mengapresiasi upaya Hunter atas nama Osita dan upaya pelestarian badak di Afrika Selatan, tapi kerja kerasnya belum selesai. Dia rutin mengunjungi Osita, dan ambil bagian dalam melakukan tugas memberikan makan serta memandikan Osita. Selain itu dia juga memiliki cita-cita yang lebih besar.

"Saya sangat marah dengan orang jahat yang membunuh hewan cantik ini untuk diambil culanya (poaching) jadi saya ingin membuat perubahan di dunia dan menghentikan kegiatan perburuan cula badak,” tekadnya.

Pencurian cula badak illegal telah menghancurkan populasi badak di Afrika selama beberapa dekade terakhir. Praktik ini juga menyebabkan spesies badak hitam saat ini berada di ambang kepunahan.

Kelompok konservasi World Wildlife Fund (WWF) memperkirakan 96 persen spesies badak hitam mati oleh para pemburu cula badak sepanjang 1970 dan 1992. Namun baru-baru ini, upaya konservasi telah menunjukkan kembali meningkatnya populasi spesies satwa ini dalam beberapa tahun terakhir.

Manajer konservasi Aquila Private Game Reserve, Divan Grobler mengatakan kondisi Osita baik-baik dan merupakan kisah sukses untuk upaya konservasi. "Dia saat ini memiliki berat sekitar 600 Kg [dan] dia sangat menyenangkan," katanya kepada ABC News Breakfast.

"Kami harus mengurusnya [dia] ... ke tangan kita sendiri karena kita tidak bisa kehilangan genetikanya. Itu salah satu genetika yang sangat penting untuk mendorong konservasi mejadi semacam kolam renang genetika badak bagi Afrika," katanya. ***