JAKARTA - Stroke tak lagi milik kelompok orang lanjut usia. Sebuah studi di Amerika Serikat menyatakan serangan stroke pertama kali makin kerap menyasar kaum muda. Melansir Live Science, penelitian ini mencatat rata-rata usia orang yang terkena serangan stroke mengalami penurunan, dari 71,1 pada 2000 menjadi 69,3 pada 2012.

Menurut Chengwei Li, epidemiologistdi University of Michigan School of Public Health sekaligus kepala penelitian ini, memang terjadi kasus serangan stroke di usia lebih dini, namun belum terjadi tren serupa di usia bawah 65 tahun. Sebaliknya, kasus orang yang terkena serangan stroke di bawah 55 tahun justru menunjukkan kenaikan yang signifikan.

Menurut hasil penelitian yang dibawa dalam pertemuan ilmiah tahunan American Heart Association, pada 14 November lalu, penurunan rata-rata usia serangan stroke pertama ini dapat berimplikasi besar terhadap kesehatan masyarakat.

Penelitian ini mencontohkan, orang muda yang terkena serangan stroke berpotensi mengalami kelumpuhan lebih lama dibandingkan orang tua yang terkena stroke.

Setiap tahun, terjadi 795 ribu kasus serangan stroke di Amerika Serikat, dan 610 ribu di antaranya adalah serangan yang pertama kali terjadi. Menurut Centers for Disease Control and Prevention, stroke menjadi penyebab utama kasus kelumpuhan jangka panjang.

Penelitian ini berfokus pada jenis stroke iskemia yang merupakan kategori stroke paling umum. Stroke iskemia terjadi ketika gumpalan darah menghalangi alirah darah ke otak serta tersumbatnya pasokan oksigen dan nutrisi ke otak.

Selama penelitian berlangsung, tercatat lebih dari 3.200 kasus kejadian stroke iskemia.

Sedangkan di Indonesia, menurut catatan Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas, pada 2013, jumlah orang yang terkena stroke menunjukkan peningkatan. Pada 2007, angka prevalensi 8,3 per seribu, lalu pada 2013 meningkat menjadi 12,1 per seribu.

Riskesdas 2013 juga menemukan golongan terbanyak yang terkena stroke masih berada di kelompok usia lebih dari 65 tahun. Namun ada lonjakan jumlah orang yang terkena stroke di kelompok usia 45 hingga 54 tahun.

Menurut Li, kini rata-rata usia seseorang mengalami stroke turun dua tahun lebih muda. Berdasarkan keterangan Li tersebut,  diketahui faktor risiko terjadinya stroke semakin 'merajalela' di masyarakat.

Beberapa faktor risiko tersebut adalah atrial fibrillasi atau kondisi denyut jantung tak teratur, diabetes tipe-2 dan tekanan darah tinggi.

Li mengatakan, orang harus lebih peduli terhadap faktor risiko stroke guna mencegah terjadi stroke di usia pertengahan dan produktif.

Meski hasil penelitian menunjukkan ada kecenderungan serangan stroke mengintai usia muda, namun Li mengatakan perlu penelitian lebih lanjut alasan kejadian stroke di kalangan usia lebih muda.