JAKARTA - Dalam sebuah video terlihat rumah-rumah suku Rohingya dihancurkan dan dibakar oleh militer Myanmar. Mayat-mayat suku Rohingya terlihat bermunculan dari dalam lumpur dan abu.

Pemandangan yang sangat kejam dan mengerikan sebagai gambaran genosida militer Myanmar terhadap suku Rohingya di utara Rakhine. Human Rights Watch (HRW) menyatakan, ratusan rumah suku Rohingya di desa-desa dihancurkan hingga luluh lantak oleh militer Myanmar.

Ini menimbulkan kekerasan yang terus-menerus antara militer Myanmar dengan suku Rohingya. Kekejaman militer Myanmar sudah di luar batas kemanusiaan. Pemerintah Bangladesh mengatakan, puluhan suku Myanmar banyak yang menyeberang ke Bangladesh dari perbatasan Myanmar. Mereka berusaha melarikan diri dari militer Myanmar.

Sebuah gambar satelit menunjukkan militer Myanmar menghancurkan desa Kyet Yoe Pyin yang penduduknya merupakan suku Rohingya. Kekerasan pada awal Oktober menunjukkan sejumlah tentara dan polisi Myanmar dibunuh oleh 300 kelompok pria bersenjata.

Kekerasan terus terjadi di Myanmar yang dipicu oleh kekejaman militer dengan membunuh puluhan suku Rohingya dan menangkan 230 suku Rohingya. Menurut HRW, kematian akibat kekerasan militer terhadap suku Rohingya bisa mencapai ratusan jiwa lebih.

Rakhine merupakan tempat tinggap suku Rohingya yang beragam Islam di Myanmar. Mereka terus mengalami represi dan diskriminasi dari Pemerintah Rohingya walaupun sesungguhnya mereka merupakan penduduk Myanmar.

Saat ini militer menduduki 25 persen kursi di Parlemen Myanmar. Kekuasaan mereka masih sangat kuat dalam mengontrol Myanmar.

Pendiri Fortify Rights di Bangkok, Matthew Smith mengatakan, Pemerintah Myanmar terus-menerus menyangkal kalau mereka telah melakukan pelanggaran HAM berat terhadap kelompok minoritas Myanmar, suku Rohingya. "Jika pelanggaran HAM dilakukan oleh pemerintah maka setiap orang di negara tersebut seharusna mulai memperhatikan," katanya seperti dilansir CNN, Jumat, (18/11).

Mantan Sekjen PBB Kofi Annan mengatakan, jika kekerasan dan represi terhadap suku Rohingya di Rakhine terus-menerus dilakukan oleh Myanmar maka negara tersebut akan mengalami ketidakstabilan. Utusan PBB Zainab Hawa Bangura mengatakan, pemerkosaan dan kekerasan terhadap wanita dan gadis-gadis Rakhine merupakan bagian dari kekerasan yang berdasarkan kebencian terhadap suku tertentu. Ini sangat mengerikan.

Juru Bicara Kepresidenan Myanmar Zaw Htay mengatakan, militer tak membakar dan menghancurkan rumah-rumah suku Rohingya. Mereka juga tak memperkosa wanita Rohingya. "Kami akan bekerja sama dengan media untuk membahas isu-isu yang sensitif di masa depan," ujarnya. ***