RAKHINE - Organisasi HAM internasional, Human Rights Watch (HRW), selama tiga pekan terakhir, telah mengidentifikasi tiga desa di negara bagian Rakhine, Myanmar, yang telah terbakar habis. Pembakaran tiga desa tersebut, menurut HRW, kemungkinkan dilakukan militer Myanmar.

Dilansir laman washingtonpost.com, Senin (14/11), gambar sebelum dan sesudah kebakaran yang berhasil direkam dari citra satelit memperlihatkan sekitar 430 bangunan di tiga desa tersebut telah menjadi abu, bersama dengan sisa pohon yang juga terbakar di sekitar bangunan tersebut.

"Gambar satelit baru tidak hanya mengkonfirmasi kerusakan luas desa Rohingya tetapi menunjukkan bahwa itu bahkan lebih besar dari yang kita pikir pertama kali," kata Direktur Asia HRW Brad Adams.

"Otoritas Myanmar harus segera membentuk investigasi PBB yang dibantu sebagai langkah pertama menuju menjamin keadilan dan keamanan bagi para korban," ujar Adams menambahkan.

Etnis Rohingya yang mendiami negara bagian Rakhine kembali mengalami kekerasan. Sejak awal pekan hingga Kamis (17/11) kemarin, jumlah korban jiwa yang tewas akibat aksi militer Myanmar mencapai ratusan orang. Pihak militer mengklaim bahwa mereka diserang terlebih dahulu, meskipun penduduk setempat mengatakan korban tewas adalah warga sipil tak bersenjata.

Ada sekitar satu juta etnis Muslim Rohingya yang bermukim di Myanmar. Lebih dari 100 ribu orang tinggal di kamp-kamp kumuh, dimana mereka rentan terhadap kelaparan, serta serangan lanjutan. 

Seorang guru desa di negara bagian Rakhine mengatakan kepada Associated Press bahwa lebih banyak Rohingya yang bersembunyi di hutan karena kampanye bumi hangus oleh militer Myanmar.

"Sejak kekerasan bulan lalu, penduduk desa telah dituduh membakar rumah-rumah mereka sendiri. Penduduk desa bersembunyi di hutan. Tidak ada yang berani tinggal di rumah mereka sendiri karena penangkapan dan pembunuhan, " kata guru itu.***