NEW YORK - Muncul kabar bahwa Donald Trump, pengusaha superkaya yang baru saja terpilih jadi presiden Amerika Serikat, lahir di Pakistan dan dibesarkan sebagai Muslim. Berita yang sudah beredar luas di media sosial dan menjadi viral itu tentu saja mengejutkan.

Masalahnya, selama kampanyenya, Trump justru bersikap anti-imigran dan anti-Islam.

Meski belum bisa dipastikan kebenarannya, ribuan pengguna media sosial dalam beberapa hari ini menuding Trump sebenarnya orang Pakistan. Dia bukan orang Amerika karena lahir di Shawal, Waziristan Utara pada tahun 1946. Namanya juga bukan Donald Trump tapi Dawood Ibrahim Khan.

Untuk memperkuat klaimnya, mereka bahkan memajang foto seorang anak laki-laki berambut pirang yang diambil pada awal tahun 1950-an sebagai bukti Trump orang Pakistan.

Disebutkan Trump alias Khan dididik di madrasah sampai kecelakaan mobil menewaskan orangtuanya pada tahun 1954.

Diadopsi Keluarga Trump

Dia kemudian diangkat anak oleh seorang pensiunan kapten Angkatan Darat Inggris, yang membawanya ke London. Hingga akhirnya dia diadopsi oleh keluarga Trump pada tahun 1955.

Berita menggemparkan ini awalnya disiarkan oleh Neo News yang berbagi kisah ini bersama postingan lainnya di media sosial. Dalam postingan itu, penyiar Neo News menulis, " Percaya atau tidak, calon presiden Donald Trump lahir di Pakistan, bukan di Amerika."

Jika pernyataan itu benar maka Trump (70) tidak memenuhi syarat untuk menjadi presiden Amerika Serikat. Itu karena Konstitusi AS menyatakan bahwa pemimpin bangsa haruslah warga negara yang lahir di Amerika.

Selama kampanye Trump dikecam karena berulang kali mengatakan bahwa Presiden Barack Obama bukan warga negara AS meskipun dia lahir di Hawaii dengan ayah dari Kenya.

Setelah terus menyerukan agar Obama menunjukkan akte kelahirannya, kini tampaknya hal yang sama berlaku kepadanya. Ribuan orang di media sosial mendesak Trump untuk melakukan hal yang sama. Mereka juga ingin agar Trump melakukan tes DNA.

Waziristan Utara adalah wilayah yang terkenal dengan militansi Islamnya, dan merupakan tempat bagi kelompok-kelompok radikal seperti Al-Qaida dan Taliban.

Teori asal-usul Trump yang aneh itu menyebar setelah presiden AS tersebut dan pemimpin Rusia, Vladimir Putin, berjanji akan bekerja sama dalam membasmi kelompok teror ISIS minggu ini. ***