MAKASSAR - Peristiwa nahas terjadi di Jalan Tol Reformasi-Jalan Layang (flyover) Urip Sumoharjo, Makassar, Sulawesi Selatan. Sebuah mobil pengangkut uang, menabrak lima remaja. Satu di antaranya tewas di tempat. Kecelakaan ini terjadi, Senin (14/11), kira-kira pukul 13.30 Wita. Mobil Isuzu Panther bernomor polisi B 1986 SKU itu melaju dengan kecepatan tinggi dan tiba-tiba saja menyeruduk trotoar median jalan tol.

Saat itu di atas trotoar itu ada lima remaja perempuan sedang duduk-duduk. Sehari-harinya mereka mencari uang dengan menjajakan tisu kepada pengendara mobil yang lewat. Kelimanya tak bisa menghindar dari mobil nahas tersebut. Satu di antaranya mengembuskan nafas terakhir di tempat kejadian.

Sementara tiga orang lainnya kritis dan dilarikan ke Rumah Sakit Ibnu Sina. Satu lainnya mengalami lecet-lecet. Lima korban bernama Jumriani (14), Andi Tasya (14), Patta Anggi (15), Basse (14) dan Anti (14). Semuanya warga Jalan Sukamaju 2, Kecamatan Panakkukang. Satu orang yang meninggal adalah Jumriana.


BACA JUGA :

* Ribut di Jalan Gara-gara Nyaris Tabrakan, Warga Siak Terkapar Disabet Pisau, Perut Ditikam

* Avanza Tabrak Truk Tangki Semen, 6 Tewas, 2 Luka Berat


Seperti dikutip dari Berita Kota Makassar, saat kejadian mobil bergerak dari arah utara menuju timur (Jalan Tol Reformasi ke Jalan AP Petta Rani). Dengan kecepatan tinggi, tiba-tiba mobil menghantam trotoar dan menyeruduk lima anak perempuan yang tengah duduk-duduk di atasnya.

Mobil baru berhenti setelah menabrak tiang lampu jalan Tol Reformasi. Selanjutnya mobil terpental, terguling dan terseret beberapa meter jauhnya.

Beruntung, ketika mobil terpental dan terguling, lampu pengatur lalu lintas masih berwarna merah. Sehingga tidak menambah korban lainnya.

Salah seorang saksi mata, Naerah (67) mengaku melihat langsung kejadian itu.

”Saya sedang berada di bawah jembatan flyover. Kelima korban yang penjual tisu sedang duduk di trotoar jalan tol. Tiba-tiba sebuah mobil berkecepatan tinggi menyeruduk trotoar dan kelima korban. Setelah itu mobil menabrak tiang listrik yang berada di tengah trotoar. Selanjutnya mobil terpental lalu terguling dan terseret di jalan tol,” kata Naerah, yang juga nenek dari Jumriani, korban meninggal dalam kejadian tersebut.

Perempuan paruh baya ini pun tak henti-hentinya menangis saat melihat jasad cucunya yang sudah tak lagi bernyawa berlumuran darah. Saat kejadian, korban mengenakan sweater warna coklat dan celana jin panjang berwarna biru. Di sekelilingnya terlihat berhamburan kemasan tisu jualan mereka.

Warga yang mengetahui insiden ini berbondong-bondong ingin melihat langsung kondisi jasad korban. Tidak lama kemudian jasad Jumriana dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara. Sementara korban lainnya dibawake RS Ibnu Sina, yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian.

Aparat kepolisian yang berada di pos jembatan flyover juga mengevakuasi mobil yang terbalik. Petugas mengamankan sopir serta dua orang yang ada di atas mobil. Termasuk koper yang ada di atas mobil nahas tersebut.

Pengendara yang lewat di jalan ini memperlambat laju kendaraannya. Akibatnya, kemacetan parah tak terhindarkan. Awalnya, massa sempat hendak menghakimi sopir mobil. Namun polisi lalulintas berusaha menghalau massa. Aparat menyampaikan bahwa insiden ini sudah ditangani aparat kepolisian.

”Korban dan sopir mobil sudah dievakuasi. Massa nyaris membakar mobil tersebut. Tapi kami berusaha memberikan arahan kepada mereka. Termasuk kepada keluarga korban,” ujar Aiptu Eko, seorang petugas lalulintas yang berada di lokasi kejadian.

Saat mengevakuasi mobil nahas, Aiptu Eko mengaku sempat didatangi massa. Termasuk ketika mengeluarkan sopir dan dua orang anggota kepolisian yang mengawal pengantaran uang dari dalam mobil. Tak berselang lama, mobil patroli tiba di lokasi.

Ardi (36), paman korban mengaku, setelah menerima informasi adanya kejadian, ia berama keluarga korban lainnya hendak mengamuk.

”Siapa yang tidak marah kalau keluarganya jadi korban. Yang meninggal itu keponakan saya. Sementara rekan saya ini adalah orang tua korban lainnya. Kami ingin pelaku bertanggung jawab dan diproses hukum,” tandasnya.

Informasi terakhir, satu dari empat korban yang dilarikan ke RS Ibnu Sina, satu di antaranya harus dirujuk ke RS Dr Wahidin Sudirohusodo. Korban Anggi mengalami pendarahan hebat.

Sementara dua lainnya masih menjalani perawatan intensif di RS Ibnu Sina. Satu korban sudah diperbolehkan pulang setelah mendapat perawatan pada bagian tubuhnya yang lecet.

Salah seorang ayah korban, M Arif Rate (44), berharap agar pengobatan anaknya ditanggung oleh perusahaan pelaku penabrak. (jpnn)