TRENGGALEK - Kondisi mengenaskan dialami Toirun, penderita gangguan jiwa asal Kabupaten Trenggalek. Selama hampir 15 tahun, ia harus menjalani pemasungan di bawah pohon, tanpa memakai busana sama sekali. Pria yang kini berusia 43 tahun, warga Dusun Jati, Desa Sawahan, Kecamatan Panggul tersebut, dirantai pada pergelangan kaki dan ditambatkan pada pohon berukuran 20 sentimeter yang ada di depan rumah. Seluruh aktivitas dia, mulai makan, tidur, mandi hingga buang air besar dilakukan pada lokasi yang sama.

"Ya semuanya dilakukan di situ, siang malam. Ini tadi sudah saya kasih makan dua kali. Kalau bicaranya memang sudah ngelantur seperti itu," kata orang tua Toirun, Toinem dengan menggunakan Bahasa Jawa, Kamis (10/11/2016).

BACA JUGA:

* Bebas Pasung 2017, Orang dengan Gangguan Jiwa di Riau Dapat Perawatan Gratis

* Setelah Lama Dipasung, Akhirnya 44 Orang dengan Gangguan Jiwa di Inhil Berhasil Dibebaskan

Menurut Toinem yang kini berusia 80 tahun, ia dan keluarganya terpaksa memasung Toirun karena sering kabur dari rumah tanpa tujuan yang jelas. Bahkan korban pasung tersebut beberapa kali merusak perabot rumah tangga.

"Kalau dilepas, justru saya yang susah, karena terkadang pergi dan tidak mau diajak pulang. Pernah suatu hari itu pergi dan tidur di kuburan," ujar nenek 80 tahun ini.

Sementara, Kepala Desa Sawahan, Lamidi mengatakan, lokasi pemasungan Toirun sudah berpindah sebanyak enam kali. Bahkan sebelum dipindah di dekat rumah, korban pasung tersebut sempat dirantai di lereng jurang.

"Toirun ini hanya tinggal bersama ibunya yang sudah tua. Sebetulnya kami juga tidak tega melihat itu, tapi kalau dilepas yang repot justru orang tuanya," ujarnya.

Menurutnya, warga setempat telah beberapa kali membuatkan tempat khusus yang lebih manusiawi, namun usaha itu sia-sia, karena selalu dirusak dan tidak bertahan lama.

"Sebetulnya dalam kesehariannya, Toirun cenderung diam dan tidak pernah mengganggu lingkungan maupun warga sekitar, tapi ya itu tadi kalau dibuatkan tempat justri dirusak," imbuh Lamidi.

Akibat pemasungan selama 15 tahun tersebut, kedua kaki Toirun mengalami luka akibat jeratan rantai. Tak hanya itu saja, kondisi kejiwaannya juga semakin parah. (dtc)