MINAHASA - Seorang PNS, Jemmi Sumendap (48), warga Desa Tontalete Dua, Kecamatan  Kema, Kabupaten Minahasa Utara (Minut), jasadnya ditemukan dalam kondisi sudah mulai membusuk, di gedung Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Minahasa Urara (Minut), Rabu (9/11) kemarin. Dugaan sementara, PNS di Kantor Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah (BKDD), Pemerintah Kabupaten Minut ini merupakan korban pembunuhan.

Pasalnya, ayah satu anak ini ditemukan dalam posisi tergantung seutas tali, dan masih menggunakan seragam PNS.

Namun, ada yang aneh, karena saat ditemukan lutut korban menyentuh lantai. Juga di sekitar tubuh korban ditemukan ceceran darah, dan wajah sudah membiru.

Korban pertama kali ditemukan oleh Fanny Wungkar (47) warga Kelurahan Mapanget, Kota Manado, sekira pukul 15.15 wita.

BACA JUGA:

* Usai Cekcok dengan Suami, IRT Ditemukan Tewas Gantung Diri dalam Kamar

* Minum Racun Serangga Tak Berhasil, IRT Umur 45 Tahun Pilih Gantung Diri di Plafon Rumah


Menurut buruh banguan ini, ia dan rekan-rekannya sedang mengerjakan proyek di sekitaran gedung Koni.

Karena lapar, dirinya istirahat untuk makan. Sedangkan teman-temannya yang lain, ikut istirahat karena capek.

“Saat duduk depan ruangan, saya mencium bau amis darah. Karena penasaran, kami masuk ke dalam ruangan, dan terkejut ada sosok tubuh manusia sedang berlutut. Informasi itu kami langsung sampaikan ke beberapa PNS, kebetulan sedang makan di sekitar gedung Koni,” jelas Fanny.

Mendengar informasi tersebut, beberapa ASN berhamburan ke lokasi kejadian. Betapa terkejutnya mereka ketika melihat korban tersebut adalah Jemmy Sumendap.

"Aduh, dia kan Jemmy Sumendap Staf BKDD. Setiap apel selalu memanggil-manggil kami lewat pengeras suara," ujar beberapa ASN di TKP.

Mendapat informasi itu, Kapolres Minut AKBP Eko Irianto, didampingi Kasat Reskrim, Kasat Intel dan Kapolsek Airmadidi, turun ke lokasi kejadian, untuk memantau olah TKP yang dilakukan anak buahnya.

"Untuk sementara, hasil olah TKP yang bersangkutan diduga bunuh diri. Tapi kami akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan detail,” jelas Kapolres.

Meski demikian, Kapolres berjanji akan melakukan penyelidikan, apakah korban ada masalah dengan orang lain.

“Yang pasti, kami akan lakukan penyelidikan lebih lanjut. Korban saat ini sudah dibawa ke Rumah Sakit untuk dioutopsi,” tutup Kapolres.

Sementara itu menurut istri korban Youke Watuna umur (43), sejak Senin siang, nomor telephone suaminya sudah tidak bisa dihubungi lagi.

Youke yakin suaminya dibunuh. Hal yang sama juga disampaikan adik dan kakak korban.

“Kami yakin, saudara kami dibunuh. Karena, melihat dari posisi dia (korban) ditemukan, itu tidak wajar. Karena itu kami minta dia dioutopsi, agar jelas. Dia dibunuh atau tidak,” teriak salah seorang kerabat korban saat berada di ruang pemulasaran jenazah RSUP Prof Kandou Manado. (jpnn)