WASHINGTON - Sebuah dokumen rahasia bocor ke publik dan mengungkapkan jika hacker Amerika Serikat (AS) siap untuk meluncurkan serangan cyber besar-besaran. Bocornya dokumen rahasia ini terjadi ditengah-tengah kekhawatiran Kremlin mengganggu pemilu Presiden AS pekan depan.

Dokumen-dokumen rahasia dan seorang pejabat intelijen telah mengungkapkan, Washington telah menembus jaringan listrik Rusia, jaringan telekomunikasi dan sistem komando Kremlin. Dokumen rahasia ini pertama kali dipublikasikan oleh NBC News.

Dokumen rahasia itu menegaskan jika AS telah mempersiapkan medan perang. AS dikabarkan telah meninggalkan virus malware di bagian infrastruktur kunci yang akan memungkinkan militer untuk benar-benar menutup kemampuan perang Vladimir Putin seperti dikutip dari Express, Minggu (6/11/2016).

Mantan komandan NATO, Laksamana James Stavridis mengatakan AS siap untuk menanggapi setiap serangan Rusia. "Saya pikir ada tiga hal yang harus kita lakukan jika kita melihat perang cyber yang signifikan," katanya.

"Yang pertama jelas menentangnya. Yang kedua adalah mengungkapkan: Kami harus mempublikasikan apa yang telah terjadi sehingga setiap semacam tipu daya dunia maya ini bisa diungkap. Dan ketiga, kita harus menanggapinya. Tanggapan kami harus proporsional," imbuhnya.

Laporan ini muncul ditengah peringatan keras dari pejabat militer AS yang mengatakan Rusia jangan ikut campur dalam pemilu pekan depan. Hacker Guccifer 2.0, yang disebut militer AS sebagai agen mata-mata Rusia, pekan lalu mengeluarkan peringatakan mengerikan jika mereka akan memantau pemilu "dari dalam sistem".

AS sebelumnya telah menuduh Moskow berusaha mempengaruhi pemilu, termasuk mereta email Partai Demokrat dan meyakini bukan hanya negara itu yang menjadi target serangan. Ratusan hacker di bawah komando Vladimir Putin diyakini melancarkan serangan rahasia ke sejumlah lembaga di Inggris seperti bank dan server Pemerintah, menurut Badan Kejahatan Nasional.