NEW YORK - Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, memecat komandan pasukan penjaga perdamaian di Sudan Selatan (MMISS). Pemecatan dilakukan menyusul laporan memberatkan yang menunjukkan kegagalan untuk melindungi warga sipil selama aksi kekerasan yang pecah pada awal tahun ini di Juba. "Penyelidikan khusus menemukan bahwa UNMISS tidak menanggapi secara efektif kekerasan karena ketidakcakapan pemimpin, kesiapan dan integrasi antara berbagai komponen misi," kata juru bicara PBB, Stephane Dujarric, dikutip dari Telegraph, Rabu (2/11/2016).

Menurut Dujarric, Bak Ki-moon sangat sedih dengan temuan penyelidikan dan khawatir dengan kurang seriusnya misi PBB. "Sekjen PBB telah meminta untuk segera mengganti komandan pasukan," kata Dujarric sembari menambahkan bahwa langkah-langkah lainnya akan mengikuti.

Baca: Alexis Sanchez Dibayangi Hukuman Penjara

Letnan Jenderal Johnson Mogoa Kimani Ondieki dari Kenya telah menjadi komandan pasukan sejak Mei. Sedangkan Kepala misi PBB Ellen Margrethe Loj dari Denmark mundur pada akhir November setelah lebih dari dua tahun terlibat dalam misi tersebut.

Laporan penyelidikan khusus PBB menemukan bahwa tidak cakapnya kepemimpinan komandan pasukan perdamaian PBB memuncak saat merespon kekacauan dan tidak efektif selama terjadinya pertemuran sengit di ibukota dari 8-11 Juli. Pasukan penjaga perdamaian meninggalkan pos mereka dan gagal untuk menanggapi permintaan bantuan dari pekerja bantuan yang diserang di sebuah.

Baca: Laga Tanpa Penonton, 7 Kriteria Ini Boleh Lihat Legia vs Madrid di Stadion

Penyelidikan juga menemukan jika penjaga perdamaian PBB asal China meninggalkan posisi mereka setidaknya dua kali dan penjaga perdamaian Nepal gagal menghentikan penjarahan di dalam kompleks PBB.

Untuk diketahui, misi PBB di Sudan Selatan atau UNMISS memiliki 16 ribu tentara yang dikerahkan ke Sudan Selatan, yang telah berperang sejak Desember 2013.