MANILA - Sedikitnya lima orang tewas setelah topan super Haima menghantam Filipina utara dengan angin ganas dan hujan. Para pejabat mengatakan, Haima juga menyebabkan banjir dan memaksa puluhan ribu orang mengungsi sebelum akhirnya melemah dan bergerak ke Laut China Selatan.
Haima sempat menimbulkan kekhawatiran dan kenangan akan bencana yang ditimbulkan oleh topan Haiyan pada 2013 lalu. Namun, tidak ada laporan tentang kerusakan besar, di tengah rusaknya jaringan komunikasi dan listrik yang padam. Beberapa desa terputus dari bantuan dan penyelamatan tim pemerintah akibat pohon tumbang, tanah longsor, dan banjir.

Dikutip dari Belfast Telegraph, Kamis (20/10/2016), hampir 100 ribu warga yang masuk kategoris masyarakat berisiko tinggi dievakuasi saat topan mulai mendekati guna membantu meminimalisir jumlah korban.

"Operasi pencarian, penyelamatan dan pencarian sedang berlangsung," Kantor juru bicara Pertahanan Sipil Ricardo Jalad mengatakan dalam sebuah pernyataan. Sementara Presiden Rodrigo Duterte mendesak warga Filipina yang berada di jalur topan Haima untuk mengindahkan perintah dari lembaga bencana negara.

Bergerak cepat topan Pasifik menghantam pantai di timur laut provinsi Cagayan Rabu lalu untuk kemudian menyapu wilayah barat laut sebelum bertiup ke Laut China Selatan dengan kecepatan angin dari 93mph hingga 115mph. Badai melemah diperkirakan akan bertiup ke China.

Sekitar 20 topan dan badai menyerang Filipina setiap tahun, menambah beban di negara yang juga terancam oleh gempa bumi dan letusan gunung berapi. Filipina dianggap sebagai salah satu negara yang paling rawan bencana di dunia.

Pada November 2013, Topan Haiyan melanda Filipina tengah dengan kekuatan yang ganas, meninggalkan lebih dari 7.300 orang tewas dan menggusur lebih dari lima juta orang setelah meratakan seluruh desa.