SANAA - Serangan rudal dari pesawat-pesawat jet tempur terhadap acara pemakaman kelompok pemberontak Houthi Yaman di Sanaa pada hari Sabtu bertambah menjadi 155 orang. Data itu disampaikan dua pejabat Kementerian Kesehatan Yaman. Pemerintah Yaman menyebut serangan rudal itu dilakukan Koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi. Namun, koalisi menyangkalnya.

”Koalisi menyadari laporan tersebut dan yakin bahwa penyebab lain dari pengeboman untuk dipertimbangkan,” kata juru bicara Koalisi Arab, Mayor Jenderal Ahmed Asiri seperti dikutip Arab News, Minggu (9/10/2016).

Saksi melaporkan beberapa korban sipil sedang berkumpul di aula rumah duka saat serangan rudal terjadi. Mereka berkumpul untuk prosesi pemakaman ayah “Menteri Dalam Negeri” Houthi, Jalal al-Rowasihan. Bangunan rumah duka hancur terkena serangan.

Seorang staf medis di Sanaa mengatakan ada 20 orang yang kehilangan anggota badan dalam serangan rudal. Robert Mardini, Direktur Regional  Komite Palang Merah Internasional untuk Timur Tengah mengecam serangan itu sebagai aksi keterlaluan yang merenggut nyawa warga sipil.

”Warga sipil di Yaman telah membayar terlalu mahal dalam (serangan) 18 bulan terakhir,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Koalisi Arab meluncurkan serangan di Yaman sejak Maret 2015 untuk membela Pemerintah Presiden Yaman Abd Rabbo Mansour Hadi yang nyaris digulingkan pemberontak syiah Houthi. Konflik Yaman juga memicu ketegangan regional, di mana kelompok pemberontak Houthi disebut-sebut didukung Iran yang merupakan rival Saudi.