MAKASSAR - Tindakan Kepala Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Soppeng, Sulawesi Selatan, Irfan, sungguh ngawur. Dia membawa 17 narapidana rekreasi ke Lejja, sebuah tempat permandian air panas di Kabupaten Soppeng sambil menikmati malam mingguan pada Sabtu (17/9).

Tak cuma berendam air panas, 17 napi ini juga dimanjakan dengan santap bersama dan berkaraoke bersama hingga malam hari.

Mendengar kabar tersebut, Kepala Kantor wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulsel, Sahabuddin Kilkoda, marah besar pada Irfan.

"Iya ini baru saja saya tegur, saya marahi kenapa dia, (Karutan) sampai bawa para napi itu keluar rekreasi hingga malam hari," kata Sahabuddin Kilkoda dengan nada tinggi saat dikonfirmasi, Senin, (19/9).

Setelah mendapat teguran, Irfan langsung meminta maaf. Pembelaan Irfan, kata Sahabuddin Kilkoda, hanya sebagai hadiah karena 17 napi itu telah bekerja full mengecat kantor dan memperbaiki atap. Rekreasi itu dijadikan imbalan dari kerja keras belasan napi tersebut.

Alasan Irfan tadi diterima Sahabuddin. Dia menegaskan, napi tidak boleh dibawa keluar apapun alasannya, kecuali jika status napi tersebut adalah napi asimilasi atau tahap pembinaan untuk berbaur dengan masyarakat.

Besok, tambah Sahabuddin, pihaknya membentuk tim untuk menyelidiki kasus napi refreshing itu guna lakukan penyelidikan. Tujuannya, mencari tahu, napi kasus apa saja yang mereka bawa keluar itu, apakah statusnya asimilasi atau bukan.

"Tim ini juga nantinya akan mencari tahu apakah ada hadiah-hadiah yang diterima Kepala Rutan ini atau pihak internal lainnya sehingga muncul ide untuk bawa napi itu keluar jalan-jalan selain dari alasan karena para napi itu telah dipekerjakan," jelasnya.

Ditambahkan, selain membentuk tim untuk mengusut, pihaknya juga kini mewaspadai munculnya benih-benih kecemburuan dari napi lain. Jangan sampai ada yang merasa berhak juga dibawa keluar jalan-jalan seandainya disampaikan akan mendapat imbalan jika turut terlibat bekerja mengecat dan memperbaiki atap gedung Rutan.

"Jangan sampai ada napi lain yang cemburu, ini bisa memicu keributan," ujarnya.***