JEDDAH - Pemulangan jamaah haji Indonesia sudah dimulai. Mereka pun sudah digerakkan dari pemondokan di Makkah menuju Bandara Jeddah.

Dikutip dari liputan6.com, Minggu (18/9), mereka harus menunggu di bandara sekitar 10 jam sebelum diterbbangkan ke Tanah Air. Lamanya waktu tunggu itu lantaran ada sejumlah proses yang harus dilalui jemaah. Di antaranya pemeriksaan tas jinjing oleh maskapai terkait dengan beban maupun barang yang dilarang oleh maskapai.

Selain itu kondisi bandara Jeddah yang juga mulai crowded dalam penerbangan jamaah ke berbagai negara.

Usai proses itu berlangsung, jamaah kemudian mengumpul di ruang tunggu Bandara King Abdul Aziz Jeddah. Ini menimbulkan kekhawatiran terjadinya dehidrasi terhadap jamaah.

"Jamaah nunggu di ruang terbuka, khawatirnya dehidrasi. Tadi ada satu jemaah yang sempat diinfus sebelum terbang. Pas berangkat, infusnya dibawa ke pesawat biar dokter kloter yang tangani," ujar Kepala Seksi Kesehatan Daker Airport Jeddah-Mafinah Muhamad Imran di Bandara Jeddah, Sabtu, 17 September 2016.

Di tengah hawa panas yang menyengat, jemah mengisi waktu dengan ragam kegiatan. Mereka ada yang tidur, membaca Alquran, kipas-kipas, maupun mengobrol dengan sesama jamaah.

Ruang tunggu jamaah yang terbatas itu tak mampu menampung ratusan jemaah haji yang tiba. Akhirnya mereka beristirahat di sisi jalan dengan alas kain, sajadah atau bahkan tanpa alas.

"Nunggunya lama, udah gitu tempatnya juga di ruang terbuka gini," ujar Insan Kamil, jemaah dari JKG 02 kepada Liputan6.com di Jeddah, Sabtu.

Sementara jamaah lainnya, Agus Setiawan mengaku tak masalah atas keadaan ini.  Sikap sabar dan menerima kondisi apapun sudah ia siapkan jauh-jauh hari.

"Saya nunggu haji 9 tahun. Sikap saya sabar aja atas segala kondisi yang dirasakan sekarang ini. Jalani aja," ujar pria dari kloter 01  Embarkasi Makassar ini.

Terkait dengan fasilitas, dia mengaku sudah cukup untuk membuatnya nyaman. Fasilitas yang disediakan pun juga dianggapnya sudah memenuhi selera.***