JAYAPURA - Dua pekerja jalan Trans Papua, dari PT Seakan Bumi Persada (SBP), yakni Dian Kusuma (41) dan Ade Suhanda (25), tewas diserang belasan orang saat keduanya sedang mengukur badan jalan.

Kedua korban ditemukan warga telah meninggal dunia di daerah Puncak Albu, Kabupaten Nduga pada Senin (5/9/2016) lalu. Puncak Albu terletak di perbatasan antara Distrik Mugi dan Distrik Mapenduma.

Tak ada jaringan telepon di daerah itu. Pihak perusahaan juga mengakui belum mendapatkan informasi dari kedua korban selama dua minggu terakhir.

Kapolres Jayawijaya AKBP Yan Pieter Reba ketika dikonfirmasi via telepon seluler dari Jayapura pada Jumat (9/9/2016) mengatakan, pihaknya telah mengetahui identitas para pelaku, jumlahnya sekitar 15 orang. Namun saat ini, lanjut Yan, aparat kepolisian masih fokus untuk mengevakuasi jenazah kedua korban dari lokasi kejadian.

"Tadi pagi sejumlah warga dari Distrik Mugi telah berjalan kaki menuju ke lokasi kejadian. Setelah membawa jenazah kedua korban ke Mugi, kami akan mengevakuasinya ke Wamena dengan menggunakan pesawat perintis jenis Cesna," kata Yan.

Ia pun menuturkan, para pelaku adalah kerabat dari Jemius Kogoya. Jemius adalah salah satu karyawan PT SBP yang meninggal beberapa bulan lalu karena keracunan setelah meminum air aki.

"Mereka kesal karena minimnya perhatian perusahaan selama Jemius sakit. Karena itu, mereka melampiaskan dendamnya kepada kedua pekerja itu. Mereka dibacok dengan menggunakan parang," tutur Yan.

Pelaksana Tugas Kepala Perwakilan Komnas HAM Papua Frits Ramandey mengatakan, pembunuhan kedua pekerja dari PT SBP adalah pelanggaran hak asasi manusia.

"Kami turut prihatin dengan kasus pembunuhan atas dua pekerja itu. Mudah-mudahan para pelaku segera diproses hukum aparat kepolisian setempat," kata Frits.

Diketahui bahwa kedua korban yang berprofesi sebagai konsultan ini berasal dari Bandung, Jawa Barat. Mereka tewas diserang ketika sedang mengukur badan jalan Trans Papua yang menghubungkan Distrik Mugi ke Distrik Paro sepanjang 30 kilometer. ***