JAKARTA - Suara Ilyas Karim bergetar saat menerima bantuan uang tunai sebesar Rp 50 juta. Ia dan beberapa orang perwakilan warga disantuni berbagai ormas, partai, pejabat dan warga masyarakat yang tergabung dalam berbagai forum. Ia memang sudah menerima berbagai bantuan moril maupun materil. Tapi, bantuan kali ini membuat purnawirawan TNI berpangkat letnan kolonel ini memupuk rindu.

''Saya jadi ingat masa remaja dan kampung,'' kata Ilyas seusai menerima bantuan di Rawajati, Jakarta Selatan, Sabtu (3/9/2016).

Terbata-bata, ia juga mengucapkan terima kasih dan ingin pulang. "Terima kasih, semoga dibalas Allah. Saya orang Minang yang berkorban untuk negara, kini jadi korban," ujar Ilyas yang berusia 89 tahun itu.

Kali ini bantuan yang diterima membuat ia menahan air mata. Ilyas yang dulu merantau dari Sumatera Barat dan jadi pengibar Bendera Merah Putih saat Proklamasi Kemerdekaan, disantuni para perantau Minang lainnya karena turut jadi korban penggusuran di Rawajati, Jakarta Selatan.

"Beliau ini orang kampung kami, sejak malam tadi sudah ada Rp 80 juta yang terkumpul dari para perantau Minang," ujar Ketua Forum Minang Maimbau Firdaus Hasan Basri di lokasi penggusuran, Sabtu (3/9/2016).

Dia menyebutkan, ini hanya bentuk bantuan pertama. Masih ada bantuan lanjutan berupa kebutuhan pokok, pakaian, dan obat-obatan.

Firdaus yang mewakili Forum Minang Maimbau (FMM), Ikatan Pemuda Minangkabau, dan Indojalito menyatakan bantuan ini memang murni karena Ilyas Karim. Para perantau tak rela pengibar bendera pusaka itu terlunta-lunta.

"Ini semua dari urang awak untuk Bapak," ujar Faisal kepada Ilyas.

Tak hanya memberikan bantuan kepada Ilyas. FMM juga memberikan bantuan untuk warga Rawajati sebesar Rp 30 juta. "Semoga bisa meringankan beban warga yang jadi korban penggusuran," kata Faisal.

Dari pantauan di lokasi, beberapa warga masih terus mengemasi barang-barang mereka dan menaikkannya ke atas mobil. Mereka mengais besi-besi dan kayu bekas rumahnya di lokasi penggusuran itu. ***