JAKARTA - Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Nusa Tenggara Barat (NTB) Kombes Pol Sriyanto bersama salah seorang tim dokter mengumumkan hasil tes urine dan pemeriksaan kesehatan penyanyi Reza Artamevia.

Hasilnya sangat mengejutkan. Ternyata Reza dan tiga orang lainnya dinyatakan negatif sebagai penyalah guna narkoba karena tak ditemukan sedikit pun zat dari barang haram tersebut di urinenya. 

"Seluruhnya dinyatakan negatif, dan mereka semua adalah korban," ujar Kombes Sriyanto. Kamis (1/9/2016) malam.

Padahal, saat penangkapan terjadi, enam rekan Gatot Brajamusti, yaitu Richard, Reza Artamevia, Yusti, Devina, Suci, dan Bagas diperiksa karena diduga terlibat pesta narkoba. Keenamnya diperiksa langsung di TKP, yaitu Hotel Golden Tulip dan dari hasil pemeriksaan dua di antaranya dinyatakan negatif yaitu putri kandung Gatot, Suci, dan pacarnya, Bagas. Sementara empat orang lainnya termasuk Reza Artamevia dinyatakan positif. 

Faktanya Reza dan lain-lainnya menjalani tes ulang di laboratorium forensik, Denpasar, Bali. Di sana mereka menjalani tes urine ulang, tes darah, dah tes tingkat keasaman DNA.

Juru Bicara Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) Ozzy SS mengatakan, keempatnya diberangkatkan untuk memastikan apakah Reza dkk benar-benar positif menggunakan narkoba sekaligus untuk menghindari informasi yang simpang siur soal keterkaitan mereka dengan narkoba.

"Tes ulang di Bali. Ini perintah dari Mabes Polri, untuk meluruskan informasi yang simpang siur," ujar Ozzy sesaat setelah Reza dkk diberangkatkan, Rabu (31/8/2016).

Pada Kamis (1/9/2016) kasus Reza Artamevia dan tiga orang rekannya dilimpahkan ke BNNP NTB, lantaran diduga hanya sebagai pengguna. Sebab, saat dilakukan penggerebekan, polisi tak menemukan barang haram tersebut dari Reza. Lain hal dengan guru spiritualnya, Aa Gatot dan istrinya. Barang haram ini ditemukan langsung di kantong celananya dan tas milik istrinya.

"Empat orang yang kemarin dites di Denpasar, kami limpahkan ke BNNP untuk direhabilitasi," ujar Kapolda NTB, Brigjen (pol) Umar Septono.

Pada Kamis siang sekitar pukul 14.00 Wita, Reza dkk dibawa menuju ke kantor BNNP NTB untuk menjalani pemeriksaan kesehatan dan beberapa tes lainnya. Pemeriksaan tersebut berlangsung selama lima jam.

Sekitar pukul 19.00 Wita, BNNP NTB pun memberikan keputusan kepada keempatnya untuk menjalani rehabilitasi. Tetapi, bukan rehabilitasi inap melainkan rehabilitasi rawat jalan dengan alasan mereka bukan pecandu melainkan hanya coba-coba.

Zat yang dikonsumsi Reza Artamevia diakui bisa bikin badan tak fit menjadi bugar. Barang yang dikonsumsi Reza Artamevia pun bukan sabu-sabu, melainkan sesuatu yang disebut dengan istilah "Asmat".

Menurut dr Yuli, tim dokter BNNP NTB, Asmat merupakan suatu benda yang dibakar di bohr/ nampan kecil. Asap dari barang tersebut bisa membuat badan yang tidak fit menjadi fit.

"Reza dan lainnya mengaku hanya menggunakan barang itu jauh jauh hari sebelum kongres, untuk menghindari capek karena kongres," ujar Yuli.

Yuli juga mengatakan, Asmat juga mengandung zat amphetamin seperti halnya sabu. Sementara itu, kepala BNNP NTB, Kombes (pol) Sriyanto mengatakan, berdasarkan proses pemeriksaan yang dilakukan terhadap keempatnya, Reza dkk tidak mengetahui apa dan bagaimana bentuk barang yang asapnya dihisap untuk menyegarkan badan itu.

"Hasil assesment, mereka (Reza dkk) hanya menghisap asap dari bohr (nampan kecil) tanpa mengetahui bentuknya," ujar kepala BNNP NTB, Kombes (pol) Sriyanto.

Saat ditanya apakah barang tersebut dikatakan sejenis narkotika, kepala BNNP NTB dan tim dokter juga tidak mengetahuinya. Namun dilihat dari efek yang ditimbulkan, bisa dikatakan bahwa barang tersebut mengandung amphetamin. ***