MAKKAH — Suhu udara di Makkah, Arab Saudi, mulai merangkak naik. Cuaca Makkah pada Ahad (21/8) diperkirakan mencapai suhu maksimal 44 derajat Celcius dengan kelembapan 43 persen dan kecepatan angin tiga kilometer per jam. Berdasarkan data Accuweather.com, suhu rata-rata mencapai 29 derajat Celcius. Suhu minimal mencapai 31 derajat Celcius dan suhu maksimal 44 derajat Celcius.

Boleh dibilang ini adalah suhu tertinggi sejak 9 Agustus 2016 atau saat kedatangan kelompok terbang (kloter) pertama di Madinah, Arab Saudi.

Suhu udara Makkah terus mengalami peningkatan dibandingkan beberapa hari lalu. Sekitar dua atau tiga hari yang lalu, suhu udara maksimal di Makkah berkisar pada angka 41-42 derajat Celcius.

Untuk mengantisipasi suhu di Kota Makkah yang terus meningkat menjelang puncak ibadah haji 1437H, terutama saat kegiatan di Arafah dan Mina (Armina), pemerintah akan mempersiapkan langkah-langkah khusus.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Abdul Djamil mengatakan, pemerintah akan secara khusus membahas langkah-langkah guna mengantisipasi cuaca panas itu menjelang kegiatan di Arafah dan Mina, terutama terkait dampaknya pada kesehatan jamaah dan kepatuhan pada jadwal pelaksanaan lontar jumrah.

"Saat lempar jumrah, sudah ada jadwal untuk melindungi jamaah dari kemungkinan buruk akibat berdesakan dengan jamaah seluruh dunia. Kalau tidak ada penjadwalan, ada kemungkinan jamaah melontar pada waktu dan tempat yang sama. Itu hal yang harus diantisipasi," katanya.

Kemungkinan suhu udara yang meningkat saat musim haji tahun ini memang sudah diantisipasi. Untuk mengatasi suhu panas, Kementerian Kesehatan Saudi memasang 200 kipas tambahan di Makkah dan tempat suci di sekitarnya agar jamaah mendapatkan sirkulasi udara yang lebih baik dan meminimalisasi kemungkinan serangan panas.

Seperti dilansir arabnews, pihak kementerian berencana mengatasi masalah serangan panas akibat sinar matahari yang menyengat. Lantaran itulah mereka menyiapkan kipas angin yang memancarkan air untuk menurunkan suhu panas.

Selain itu, seorang petugas mengatakan, ada sekitar 79 tempat tidur baru yang disiapkan untuk merawat pasien di RS Al-Ansar, Madinah. Secara keseluruhan, sekitar 216 tempat tidur telah siap menampung jamaah yang sakit. 

Fasilitas kesehatan pun ditambah dengan adanya empat rumah sakit yang masing-masing berlokasi di Arafah dan Mina. Sebagai pendukung, telah tersedia 80 pusat kesehatan utama di Arafah, Mina, dan Muzdalifah yang akan menerima jamaah haji.

Tahun lalu Kementerian Kesehatan Saudi juga telah memperbarui fasilitas di pusat kesehatan tesebut dan saat ini mereka siap melayani jamaah musim haji ini. Pusat kesehatan itu di antaranya 28 pusat kesehatan berlokasi di Mina, 46 di Arafah, dan enam di Muzdalifah.

Data Siskohat Kesehatan per 20 Agustus menyebutkan, jumlah rawat jalan di Makkah sebanyak 227 orang. Jumlah rawat inap sebanyak lima calon haji dan jumlah rujukan sebanyak 12 orang.

Satu jamaah dikabarkan meninggal dunia di Makkah atas nama Abdullah bin Umar Gamyah. Abdullah wafat dalam usia 68 tahun akibat gangguan jantung. Jamaah kloter BTJ-001 ini mengembuskan napas terakhir di pemondokan pada Sabtu (20/8) pukul 03.15 waktu Arab Saudi.

Abdullah merupakan jamaah pertama yang meninggal dunia di Makkah. Total ada 14 jamaah yang meninggal hingga 11 hari penyelenggaran pelayanan haji di Arab Saudi.