TANJUNGPINANG - Lima kapal TNI AL dikerahkan membantu pencarian 5 penumpang kapal pompong yang karam di perairan antara Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang dengan Pulau Penyengat, Minggu pukul 09.05 WIB.

Komandan Lantamal IV/Tanjung Pinang, Laksamana Pertama S Irawan mengatakan, lima kapal TNI AL menyebar di sekitar perairan tersebut.

"Puluhan personel AL membantu pencarian korban," kata dia seperti dilansir dari Antara, Minggu (21/8).

Di lokasi kejadian, ratusan petugas dari berbagai institusi melakukan pencarian terhadap korban.

Dua korban berhasil diselamatkan, sedangkan 10 korban lainnya meninggal dunia. Dua korban yang selamat yakni Said Ismarullah (36), tekong perahu pompong dan Rasti Rina Sasi (25).

Said dan Rasti dirawat di RSUD Tanjungpinang. Delapan dari 10 korban yang meninggal sudah teridentifikasi. Empat dari lima korban yang sudah teridentifikasi yakni Musli Hudin (29), Bagio, Gopang dan Anggun.

Berdasarkan keterangan Said, perahu yang dibawanya tiba-tiba tidak terkendali. Pompong perlahan-lahan terbenam ke air.

Penumpang kapal terdiri dari 1 pengemudi, 2 anak-anak, dan 14 orang dewasa. Kapal tenggelam akibat angin kencang dan gelombang besar di perairan Kelurahan Penyengat, Kecamatan Tanjung Pinang Kota, Kota Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan Riau.

"Kapal tersebut membawa wisatawan yang hendak ke Penyengat," kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, dalam keterangannya ke Tribunnews.com.

"Lima penumpang masih hilang dan dalam pencarian," kata Sutopo.

Dijelaskannya, saat kapal terbalik dan tenggelam penumpang berusaha berenang dan diselamatkan pompong yang berada disekitarnya.

"Sebagian penumpang tidak dapat berenang dan tenggelam terseret gelombang," ujarnya.

Tim SAR gabungan yang dipimpin Basarnas saat ini masih melakukan pencarian korban. Lebih dari 200 personil Tim SAR gabungan terdiri dari Basarnas, BPBD, Marinir TNI AL, Polisi Air, Tagana, Satpol PP, SKPD, masyarakat dan relawan masih melakukan pencarian.

"Pasukan Marinir menyelam mencari korban yang tenggelam. Kendala utama adalah arus cukup kencang," ujar Sutopo.***