KUPANG - Jefriyanto Hupu, tetap berdiri tegar saat mengibarkan Bendera Merah Putih pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-71 RI di Sabu Raijua, salah satu pulau terluar di Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu 17 Agustus 2016.

Dia tidak bisa mendampingi ibu kandungnya yang telah terbaring kaku tanpa nyawa di rumahnya. Ibunya, Betseba Biri, menghembuskan nafas terakhir pada Selasa, 16 Agustus 2016 malam, sehari menjelang anaknya Jefriyanto bertugas sebagai pasukan pengibar bendera pada upacara kemerdekaan di Kantor Bupati Sabu Raijua.

Walaupun kehilangan ibunya, Jefriyanto tetap tegar berdiri untuk memimpin barisan paskibra yang mengibarkan Bendera Merah Putih di pulau yang berbatasan dengan Australia itu. "Hati saya merasa sedih karena kehilangan ibu, tapi harus harus tegar menjalankan tugas saya untuk mengibarkan Bendera Merah Putih," kata Jefriyanto dengan mata berkaca-kaca.

Jefriyanto, siswa kelas XII SMA ini mempunyai jiwa yang besar dalam memotivasi teman-temannya untuk tetap semangat mengibarkan Sang Merah Putih. Karena dengan kondisinya yang bersedih, dia tetap menjalankan tugasnya. "Muka saya tidak sedih, tapi hati saya sangat sedih," katanya.

Kepiluan hatinya tak tergoyah untuk menatap masa depannya yang masih panjang. Walaupun rasa sedih tak bisa disembunyikan saat menaikkan sang merah putih. "Saya ingin raih cita-cita sebagai tentara," ucapnya.***