DENPASAR - Presiden Joko Widodo sudah memerintahkan Kepolisian RI segera mengusut dugaan keterlibatan petinggi di Mabes Polri, TNI dan BNN dalam jaringan narkoba, seperti yang dituduhkan napi tereksekusi mati Freddy Budiman semasa hidupnya, yang dipublikasikan oleh Koordinator KontraS, Haris Azhar, lewat media sosial.

Dikutip Goriau.com dari viva.co.id, Presiden pun menginginkan apa yang telah dituliskan Haris soal pengakuan Freddy itu harus dibuktikan kebenarannya.

"Ya, ditelusuri dan diproses kalau memang benar-benar sesuai dengan apa yang disampaikan," tegas Presiden Jokowi di Bali, Kamis 11 Agustus 2016.

  Seperti dalam tulisan Haris, disebutkan ada narkoba yang diselundupkan dari China menggunakan kontainer. Jokowi menyayangkan, kejadian yang sudah sangat lama itu baru dibeberkan sekarang.

  "Tapi ingat. Peristiwa ini sudah lama kan 2012, kenapa nggak diungkap dari dulu," kata Jokowi.

  Saat ini, Mabes Polri telah membentuk tim investigasi independen untuk membuktikan tudingan tersebut. Tim itu diketuai oleh Inspektur Pengawas Umum Mabes Polri Komisaris Jenderal Polisi Dwi Priyatno. Presiden berharap dengan terbentuknya tim investigasi ini, maka semua tudingan itu harus dibuktikan. Bahkan Presiden menyarankan, agar anggotanya diperbanyak dari pakar.

  "Saya sudah sampaikan kepada Polri, siapa pun yang memiliki kapasitas untuk masuk dalam tim itu silakan. Semuanya ada di tim itu, semakin banyak pakar yang punya kemampuan untuk mengungkap itu silakan masuk dalam tim yang dibentuk," ujar Jokowi.  

Haris Azhar sebelumnya menuliskan testimoni berjudul "Cerita Busuk dari seorang Bandit: Kesaksian bertemu Freddy Budiman di Lapas Nusa Kambangan (2014)". Tulisan itu memaparkan, dugaan keterlibatan aparat penegak hukum dalam bisnis narkoba. Ada tiga lembaga negara yang disebutkan, yakni Badan Narkotika Nasional (BNN), Mabes Polri, dan TNI.

  Freddy menyebutkan, ada Rp450 miliar yang diberikan kepada oknum petugas BNN. Sementara Rp90 miliar disebutkan masuk ke oknum di Mabes Polri.

  Seperti kesaksian Haris yang ia tuliskan, Freddy mengatakan. ''Dan kenapa hanya saya yang dibongkar? Kemana orang-orang itu. Dalam hitungan saya selama beberapa tahun kerja menyeludupkan narkoba, saya sudah memberi uang 450 miliar ke BNN. Saya sudah kasih 90 miliar ke pejabat tertentu di Mabes Polri.''

  ''Bahkan saya menggunakan fasilitas mobil TNI bintang 2, di mana si jendral duduk di samping saya ketika saya menyetir mobil tersebut dari Medan sampai Jakarta dengan kondisi di bagian belakang penuh barang narkoba. Perjalanan saya aman tanpa gangguan apapun.''***