STUDI yang dilakukan Ilmuwan dari University of Pittsburgh, menyimpulkan, interaksi positif bersama pasangan, seperti dukungan atau pelukan, bisa menurunkan risiko penyakit jantung dan serangan jantung mendadak. "Pernikahan yang bahagia memainkan peran penting dalam kesehatan, termasuk kesehatan jantung," kata Nataria Joseph, penulis utama penelitian.

Josep juga mengungkapkan bahwa hubungan pernikahan yang negatif dapat meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke sebanyak 8,5 kali jika dibandingkan dengan interaksi perkawinan yang lebih positif.

Dalam penelitiannya, Joseph melibatkan 281 orang dewasa setengah baya, menikah, atau hidup bersama dalam pengaturan perkawinan. Subyek dimonitor selama empat hari tentang bagaimana interaksi mereka dengan pasangan, apakah lebih banyak interaksi positif atau negatif.

Pasangan yang memiliki interaksi yang lebih negatif memiliki arteri karotis yang lebih tebal, yaitu pembuluh yang mengalirkan darah ke kepala dan leher.

Plak atau penumpukan lemak di arteri tersebut dapat mengganggu aliran darah dan menyebabkan serangan jantung atau stroke. Sebaliknya, pasangan dalam hubungan bahagia ditemukan memiliki arteri yang lebih sehat.

Peneliti menilai, pasangan yang bahagia memiliki banyak keuntungan terkait jantung yang sehat. Pasangan bahagia memiliki lebih sedikit stres dalam hidup mereka, di mana stres telah dikaitkan sebagai penyebab awal munculnya serangan jantung dan stroke.

Peneliti juga melaporkan pasangan bahagia lebih mungkin untuk berolahraga bersama-sama. Pasangan yang berolahraga bersama-sama memiliki kesempatan yang lebih baik untuk terus berolahraga ketimbang mereka yang berolahraga sendirian.

Peneliti juga melaporkan, pasangan yang sering memegang tangan selama 10 menit dan kemudian berpelukan selama 20 detik memiliki tingkat yang lebih rendah akan penyakit jantung, tekanan darah tinggi, serta detak jantung yang cepat, ketimbang pasangan yang jarang melakukan sentuhan romantis ini.

Tak terkait dengan penelitian, menurut NHS, pernikahan bahagia juga dinilai bisa mengurangi risiko angina, yaitu nyeri dada akibat aliran darah yang kurang menuju ke jantung.

Sebuah studi dari 10.000 pria mengungkapkan bahwa risiko angina menurun bagi pria yang merasa "dicintai dan didukung" oleh pasangan mereka.***