BAYEZID Hossain, namanya. Anak dari pasangan Lovelu Hossain dan Tripti Khatun ini baru berusia empat tahun. Namun sayang, anak-anak seusianya di sekitar kediaman di Magura, Bangladesh, takut untuk bermain dengan Bayezid. Kenapa?

Bayezid menderita kondisi yang disebut progeria, merupakan penyakit kelainan genetika yang langka dan mematikan. Penyakit yang juga dikenal dengan nama sindrom Hutchinson-Gilford ini, akan membuat fisik bayi menua terlalu cepat.

Proses penuaan cepat ini akan dimulai dalam dua tahun pertamanya setelah dilahirkan. Progeria tidak menular dan bukan penyakit turunan, kondisi ini bisa menimpa siapa saja tanpa membedakan jenis kelamin atau ras.

Karena penyakit ini, Bayezid kini seperti anak berusia 80 tahun. Gangguan itu membuat wajah Bayezid bengkak, mata cekung, kulit kendur, kesulitan buang air, gigi yang lemah dan penuaan.

"Dia sudah memiliki gigi yang lengkap pada usia tiga bulan," ujar ibunya, Tripti Khatun seperti dikutip dari Daily Mail.

Bayezid tak bisa sekolah. Bukannya orangtua mereka tak mau dan tak mampu, namun orangtua anak-anak lain takut. Malangnya Bayezid.

Pertumbuhan fisiknya abnormal. Namun secara mental, ia memiliki percakapan yang indah, sangat sadar dan sangat intuitif untuk usianya.

"Ya, dia tidak terlihat seperti anak-anak lain. Dia tampak seperti orang tua. Sebagai seorang ibu yang baru memiliki anak, awalnya saya tidak bisa menanggung rasa sakit melihat anak saya seperti ini," imbuh Tripti.

Harapan hidup rata-rata orang dengan progeria, hanya berusia 13 tahun. Mereka berada pada risiko tinggi serangan jantung fatal dan stroke.

Lovelu Hossain, ayah Bayezid ini mengaku sudah menumpahkan semua perhatiannya untuk mencari cara mengobati anaknya. Mereka sudah menghabiskan sekitar GBP 4.000 (setara Rp 69 juta) sejak Bayezid lahir, untuk mencari dokter yang bisa memberikan solusi kepada mereka. Namun hingga kini belum bisa teratasi.

"Situasi makin buruk dari hari ke hari. Ya, anakku bukan bayi normal, dan itu tragis bagi setiap orang tua yang mengetahui bahwa anaknya tidak akan bertahan lama," ujar Lovelu. ***