MEDAN - Dari ratusan peserta yang mengajukan proposal dan videonya untuk mendapatkan YES Academy Broadway Scholarship, Dalton Tjia menjadi salah satu peserta yang berhasil lolos dari Medan. Peserta yang diundang untuk ikut dalam scholarship ini adalah penyanyi muda, penulis lagu, aktor, penari, DJ, rapper, MC, beatboxers dan produser musik paling berbakat ASEAN dari seluruh wilayah akan berkumpul di Institut Kesenian Jakarta untuk belajar dengan Hip Hop terbaik Amerika, Broadway dan penulisan lagu profesional dari kota New York. Peserta yang lulus dan ikut dalam scholarship ini berasal dari beberapa negara yang ada di ASEAN seperti Singapura, Philippines, Timor Leste, Cambodia dan Indonesia. Sekitar 50 peserta akan berkumpul di Jakarta mulai Senin (1/8).

Menurut Dalton Tjia, program beasiswa yang diberikan Kedutaan Amerika Serikat akan berlangsung sampai Jumat (12/8). Dari Medan sebenarnya ada beberapa orang, kata Dalton. Yang sudah konfirmasi ada Eddy Chen salah seorang atlet dansa.

Dalton yang memiliki latar belakang pendidikan Fakultas Hukum dan mengambil spesialisasi Kenotariatan justru memiliki hobi di bidang musik. Ia mengaku mulai menyukai musik sejak kecil tetapi orangtua melarang untuk bermain musik. Sejak SMP mulai ikut perlombaan nyanyi di sekolah, tidak pernah menang karena materi suara tidak cocok untuk lomba karaoke.

 Awalnya, Dalton memiliki cita-cita menjadi pemain bulutangkis. Di olahraga ini ia berhasil menorehkan prestasi sebagai Juara Sumut di team beregu Milo Yonex 2004. Mendapatkan prestasi dibidang olahraga tidak lantas direstui orangtua, tantangan tetap ada karena orangtua mengharapkan masa depan anaknya yang terjamin dan jelas.

Tamat SMA, Dalton memastikan diri untuk menjadi pengacara. Seiring waktu berjalan, sifat Dalton mulai bertolak belakang dengan profesi pengacara. Dalton memutuskan, dengan belajar ilmu Hukum paling tidak bisa jadi benteng untuk menjaga diri dan orang-orang di sekitar kita dari permasalahan hukum agar tidak buta dengan hukum yang berlaku di negeri ini.

Sejak 2014, Dalton mulai menyadari bahwa talentanya ternyata bisa menulis lagu juga. Itu karena keinginan yang kuat untuk membantu seorang teman bernama Bahman Saffar. Dia adalah musisi dari Persia dan sekarang statusnya adalah volunteer dibawah naungan UNHCR.

“Setelah berkolaborasi dengan Bahman, kami akhirnya bisa menyelesaikan lagu berbahasa Inggris yang bertema kemanusiaan. Sejak perkenalan itu kita terus berkarya,” papar Dalton.

Hobi Dalton menulis dan menciptakan sebuah lagu lengkap dengan video klipnya mulai berjalan dengan baik. Tahun 2014 - 2015 Dalton telah menyelesaikan 2 album lagu bertema kemanusiaan, perang, pengungsi, koruptor dan yang lainnya. Beberapa lagunya yang bertema kemanusiaan disumbangkan ke UNHCR dan lagu tentang ‘anak miskin kelaparan’ yang berjudul “Unlucky” disumbangkan ke organisasi anak Kamboja ‘Hand Across Nation’.

“Tahun 2016, saya memulai project solo dan didukung beberapa orang teman yang mau bergabung dalam menyelesaikan video klipnya,” papar Dalton.

Tema yang diusung adalah Love dengan judul lagu "Will You Say Yes" dan sudah diputar di beberapa stasiun radio seperti A Radio dan City Radio. Video klipnya juga bisa dibuka di Youtube (https://youtu.be/V24N_Q1aHWE). Juni 2016 Dalton juga merilis lagu dan project sampingan yakni "dog lovers project". Dimana dalam lagu disisipkan kampanye agar semua insan menyayangi binatang, salah satunya anjing. Video klip lagu ini juga bisa dibuka di https://youtu.be/q1OQ39mU86Y.

Untuk menyelesaikan project video klip terbaru, kata Dalton ada 12 orang yang ikut bergabung dalam tim. Perampungan dimulai dari penulisan naskah - penulis lagu - sampai ke makeup artist.

“Ini adalah kerja sama tim, dalam project ini saya ingin menujukkan ke generasi muda bahwa kita itu tidak kuat kalau sendiri. Berbeda dengan orang-orang pada generasi yang lalu, semua urusan harus dilakukan sendiri, dan enggan untuk berbagi ilmu. Menurut saya itu salah dan tidak akan bertahan lama,” tandasnya.

Beberapa lagu yang dibuat, temanya tidak lari dari kehidupan, apa yang sedang terjadi pada diri kita sekarang, maka topik itu yang di angkat. Kalau dari topik cinta, maka Dalton akan mengangkat tema tentang wedding proposal, sisi kemanusiaan tentang sickness, lingkungan angkat tema tentang kebakaran hutan, bagaimana mencintai tumbuh-tumbuhan dan hewan.

“Saya tetap akan persistent untuk melakukan sesuatu yang belum dilakukan orang lain, kalau sesuatu yang pasti sudah pasti banyak yang melakukannya. Kita tidak akan jadi pelopor kalau kita hanya melakukan apa yang sudah dilakukan orang. We will end up being a follower, I wanna be pioneer,” paparnya.

Karena kemampuan menulis dan membuat lagu dalam bahasa Inggris, keingingn Dalton lewat lagunya bisa go international dan mengharumkan nama bangsa. Kalau lagu-lagu dalam bahasa Indonesia sudah ada yang eksis di bidang itu. Atas dasar alasan itu, Dalton memilih konsen dengan penciptaan lagu berbahasa Inggris.

Lewat kemampuan dan keseriusannya di dunia musik dan penulisan lagu, Dalton sangat mengharapkan ada dukungan dari berbagai kalangan yang memiliki minat dalam pengembangan musik dan penciptaan lagu-lagu berbahasa Inggris.

“Sebenarnya, dengan keadaan dan kondisi seperti sekarang, saya tidak ada impian untuk membangun studio yang mewah agar bisa rekaman sendiri dan memiliki peralatan yang lengkap. Karena, kalau mau bangun studio itu tidak ada batasnya, biayanya bisa sampai miliaran rupiah,” tuturnya.

Menurut Dalton, punya studio itu sesuai kebutuhan saja. Studio itu hanya salah satu alat untuk mencapai tujuan akhir sebuah project, yaitu lagu. Kalau ingin dapat untung dari studio itu kecil kemungkinan. Karena artis kota Medan yang benar-benar serius di bidang musik itu belum banyak. Rencana terdekat Dalton adalah mengikuti Academy Broadway Scholarship dan berkolaborasi dengan Miss Grand Indonesia 2016.

Menekuni hobi dibidang musik dan penciptaan lagu dalam bahasa Inggris, bagi Dalton adalah satu pencapaian yang perlu mendapat dukungan dari organisasi di Medan agar tim yang dibentuk bisa tetap berkarya dan menghasilkan musik serta video yang tidak kalah kualitasnya dengan luar negeri.

“Anak Medan harus bangkit agar dikenal orang sampai ke tingkat internasional,” pung